Kolaborasi PT.IMC dan CB Hasilkan Kontainer Efisien

Kontainer Efisien hasil kolaborasi PT.IMC dan CB

Surabaya, Bhirawa
Satu lagi karya anak bangsa yang mengukir prestasi. PT Inti Maju Cemerlang (IMC) di Sidoarjo dengan core business (CB) rancang bangun dan upgrade berbahan container, berhasil mengembangkan angkutan batu bara berkonsep open side dump, pesanan PT Kereta Api Logistics (Kalog).
Anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu, menggandeng IMC dalam mengembangkan prototipe angkutan batu bara melalui kereta api, yang akan dioperasikan di Palembang, Sumatera Selatan. PT Bukit Asam Indonesia sebagai BUMN suplier batu bara, juga telah menggandeng PT Kalog sebagai perusahaan jasa pengangkut komoditi tersebut.
Konsep open side dump, dinilai lebih efisien dan efektif dalam hal bongkar muat batu bara. Konsep itu pula, yang juga baru pertama kali dikembangkan di Indonesia. Berbahan container 40 feet, konsep open side dump dirancang dengan bukaan pintu sisi samping coontainer, untuk mengeluarkan isi muatan batu bara.
Sementara di sisi dalam container, dibuat dengan didesain mengerucut. Sehingga isi muatan lebih mudah dan tuntas tercurah, begitu pintu samping dibuka. “Konsep inilah yang kami sebut benar-benar baru. Dan baru kali ini dikembangkan di Indonesia,” ujar Ketua Tim Enginering PT Kalog Jektiono, Kamis (26/4) kemarin.
Jekltiono menyebut, selama ini, gerbong armada pengangkut batu bara yang ada, hanya berkonsep open front. Dengan konsep itu, proses pembongkaran batu bara hanya bisa dilakukan dengan cara dumping, seperti umumnya proses bongkar muatan dengan menggunakan dump truk.
Secara teknis, produk yang dikembangkan Kalog melalui kerjasama dengan IMC, juga telah layak uji sertifikasi oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BAI). Secara umum, spesifikasi prototipe conainer pengangkut batu bara itu; panjang luar 12,92 meter, lebar 2,438 meter, tinggi 2,591 meter, dan volume efektif 46,17 ton. “Secara tekhnis, volume efektif itu, masih ada speeling. Sebab ketentuan dari PT KAI, 45 ton,” kata Jektiono lagi.
Dari sisi waktu, pengerjaan prototipe itu memakan 21 hari. “Tetapi untuk proses selanjutnya, kami sanggup mengerjakan hanya dalam waktu dua hingga tiga hari. Karena patron tekhnisnya sudah ada,” lanjut Iwan Setiawan, Dirut PT IMC.
Berapa nilai investasi untuk mengembangkan prototipe itu, baik PT IMC maupun PT Kalog, berkeberatan membeberkan. “Yang jelas, ada rencana membuat produk itu secara massal. Produk ini pun, bakal menjadi embrio untuk kami kembangkan menjadi semi otomatis,” pungkas Jektiono. [ma]

Tags: