Konjen Jepang Tawari Perawat Lulusan Unej Menjadi Nakes di Jepang

Konsul Jendral (Konjen) Jepang di Surabaya Takeyama Kenichi (kiri) saat bertemu Rektor Universitas Jember Iwan Taruna, Rabu (15/12). [effendi]

Jember, Bhirawa
Konsul Jenderal (Konjen) Jepang di Surabaya, Takeyama Kenichi, mengunjungi Kampus Tegalboto Universitas Jember (Unej), Rabu (15/12). Kunjungan kali ini dalam rangka memperkenalkan diri sebagai Konsul Jenderal Jepang di Surabaya yang baru, sekaligus memperkuat kerjasama antara pemerintah Jepang dengan Universitas Jember.
Kunjungan pertama Takeyama Kenichi ke Kampus Universitas Jember disambut Rektor Universitas Jember didampingi Wakil Rektor I dan III di ruang tamu gedung auditorium Universitas Jember.
Salah satu bentuk kerjasama yang ditawarkan Konjen Jepang adalah rekrutmen perawat untuk bekerja di Jepang. Menurutnya, Jepang membutuhkan perawat terampil guna bekerja di fasilitas kesehatan dan atau merawat Lansia. Pemerintah Jepang sendiri memberikan kuota untuk 500 orang perawat asal Indonesia setiap tahunnya. Khusus untuk posisi perawat di fasilitas kesehatan bisa diisi oleh lulusan diploma dan sarjana keperawatan.
Sementara untuk posisi perawat Lansia dikhususkan bagi mereka yang merupakan lulusan Program Studi Diploma Keperawatan.
“Keuntungan dari program ini diantaranya ada jaminan penempatan dan perlindungan karena program ini adalah program Kementerian Kesehatan Jepang. Kami juga memberikan pelatihan Bahasa Jepang di Indonesia sebelum peserta berangkat ke Jepang. Peserta yang lolos seleksi akan menerima gaji sesuai standar gaji perawat di Jepang. Bahkan jika peserta telah melewati masa kontrak yang umumnya tiga hingga empat tahun, masih memiliki kesempatan memperpanjang kontraknya lagi,” jelas diplomat senior yang sudah berdinas di Indonesia hampir 20 tahun lamanya ini.
Selain itu, Takeyama Kenichi menawarkan diri dan siap sebagai penghubung antara Universitas Jember dengan beberapa perguruan tinggi di Jepang. Kerjasama ini nantinya diharapkan mampu mengembangkan IPTEKS guna mengembangkan berbagai potensi sumber daya alam di wilayah Jember dan sekitarnya seperti hasil pertanian, perkebunan dan kelautan yang produknya bisa menembus pasar Jepang.
“Contohnya, saya melihat pantai selatan Jawa kaya akan landak laut, bagi umumnya warga Indonesia mungkin tidak suka, tapi di Jepang produk ini bernilai mahal,” kata pria asal kota Nagoya yang pagi itu didampingi Wakil Konsul Bidang Informasi, Pendidikan dan Budaya, Tsumura Moe, dan staf lokal, Muhammad Zainuri.
Sementara itu, Rektor Unej, Iwan Taruna, menyambut hangat kunjungan Konjen Jepang ke lembaganya. Menurut Iwan, kerjasama Unej dengan pemerintah Jepang khususnya dengan dunia perguruan tingginya sudah lama terjalin dengan baik. Dibuktikan dengan banyaknya dosen dan mahasiswa Unej yang memilih melanjutkan studi maupun melakukan riset di Jepang.
Khusus tawaran pengiriman perawat ke Jepang, Rektor Universitas Jember, Iwan Taruna berjanji akan meneruskan informasi ini ke Fakultas Keperawatan untuk segera ditindaklanjuti.
“Peluang menjadi perawat di Jepang harus kita manfaatkan, apalagi Fakultas Keperawatan Universitas Jember sudah memiliki modal kuat diantaranya para lulusannya selalu mendapatkan nilai yang bagus di setiap uji kompetensi perawat. Maka kami berharap memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dari Konsul Jenderal Jepang di Surabaya mengenai program ini, khususnya bagaimana standar perawat di Jepang agar kami bisa mempersiapkan lulusan dengan lebih baik lagi,” ungkap Iwan Taruna. [efi]

Tags: