Lahan Relokasi 40 KK Terdampak Tanah Retak Ngebel Ponorogo Disiapkan

Ponorogo, Bhirawa
Pencarian lahan yang dipersiapkan untuk relokasi warga Dukuh Krajan, Desa Talun, Kecamatan Ngebel Kabupaten Ponorogo, yang terdampak tanah retak Gunung Banyon mulai menemukan titik terang.

Camat Ngebel, Dwi Cahyanto mengatakan lokasi calon lahan relokasi tersebut berjarak 1-2 km dari pemukiman saat ini, tepatnya di Dukuh Sidomukti, Kec. Ngebel.

“Alhamdulilah menemukan lokasi yang dinyatakan aman. Aman dari potensi longsor dan sebagainya. Berada di Dukuh Sidomukti, notabeni tanah kas desa,” ungkap Dwi Cahyanto ketika ditemui usai mengikuti sidang Paripurna DPRD Ponorogo di Gedung DPRD Ponorogo, Senin (31/10).

Lahan ini direncanakan sebagai hunian tetap bagi 40 Kepala Keluarga (KK) dari RT 5 dan 6, RW 1, Dukuh Krajan, Desa Talun yang merupakan zona merah longsor Gunung Talun.

“40 KK itu zona merah terdampak langsung risiko jika terjadi longsor. Kami diperintahkan Pak Bupati untuk yang 40 KK harus direlokasi,” ucap Dwi.

Lanjut Dwi, sebenarnya retakan tanah di petak 80 B area hutan pinus Perhutani Margo Ploso Desa Talun ini sudah ditemukan tahun 2017. Dari waktu ke waktu, terutama ketika musim hujan tiba, retakan tersebut kian bertambah.

Hingga saat ini diperkirakan panjangnya mencapai 2 km, membentuk tapal kuda. Jika terjadi longsor, akan mengarah ke pemukiman 40 KK tersebut.

“Sudah terdeteksi 2017 lalu. Saya dapat data dari Perhutani sepanjang 2000 meter. Modelnya seperti tapal kuda, melingkari bukit. Kalau jatuh atau longsor lebih parah dari Banaran. 40 KK tadi yang terdampak longsoran secara langsung,” jelasnya. (Yas.gat)

Tags: