Libur Nataru, Okupansi Hotel Kota Madiun Meningkat

Tampak Aris Suharno, Ketua PHRI Kota Madiun saat memberikan keterangan kepada awak media, Selasa (27/12). [sudarno/bhirawa]

Kota Madiun, Bhirawa
Momen libur Natal dan tahun baru dimanfaatkan oleh sejumlah orang untuk berkumpul bersama keluarga. Karenanya, tak heran jika banyak warga dari luar daerah berkunjung ke Kota Madiun.

Hal ini rupanya turut berpengaruh terhadap tingkat penghunian (okupansi) kamar hotel di Kota Madiun. Selama dua hari terakhir, hampir mencapai 70 persen.

“Pada momen tahun baru nanti kemungkinan okupasi hotel bisa mencapai 90 persen atau nyaris full booking. Sebab malam tahun baru bertepatan dengan weekend,”kata Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Madiun, Aris Suharno kepada awak media, Selasa (27/12).

Karenanya,kata Aris, dalam hal ini, pihak hotel pun melakukan persiapan lebih dari sebelumnya. Mulai dari sarana prasarana seperti tempat mencuci tangan maupun hand sanitizer untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 lanjutan.

Meski kasus Covid-19 telah mengalami penurunan yang signifikan, pihak hotel tetap melakukan langkah-langkah antisipasi. Agar tidak terjadi ledakan kasus setelah libur Nataru usai.

“Sebelumnya, dua tahun lalu ada pandemi okupansinya turun drastis. Apalagi, ada sejumlah pembatasan kegiatan masyarakat. Sekarang sudah jauh lebih longgar,” terangnya.

Tamu hotel, lanjut Aris, rata-rata berasal dari luar Kota Madiun. Ini mengingat momen Natal dan tahun baru (Nataru) bersamaan dengan libur sekolah. Dengan begitu, diharapkan mampu mendongkrak okupansi hotel di Kota Madiun.

Meski begitu, PHRI mengimbau anggotanya untuk tidak menaikkan tarif hotel pada momen Nataru ini.

“Terutama untuk hotel berbintang dan melati. Karena kalau tarif dinaikkan khawatirnya berdampak pada inflasi,”kata Aris seraya menambahkan, “Sebagai informasi, sampai saat ini di Kota Madiun terdapat 22 hotel. Baik berbintang maupun non bintang. Serta, enam restoran,”jelasnya. [dar.gat]

Tags: