Libur Nataru, Pastikan Wisata Bromo Tutup

Wisata Brobo Probolinggo tutup hadapi Nataru.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Pemkab Probolinggo, Bhirawa
Balai Besar TNBTS bakal menutup wisata Bromo Tengger Semeru (BTS) selama libur Natal dan tahun baru (Nataru). Dengan catatan, Inmendagri menetapkan semua daerah masuk dalam PPKM Level 3.

Plt Kepala Balai Besar TNBTS Novita Kusuma Wardani, Senin (22/11) mengatakan, hingga saat ini wisata BTS dari pintu masuk Sukapura, Kabupaten Probolinggo, belum dibuka. Sebab, Kabupaten Probolinggo masuk dalam daerah PPKM Level 3.

Diketahui, ada empat pintu masuk menuju kawasan Bromo yang ditetapkan sebagai Cagar Biosfer oleh UNESCO itu. Yaitu, pintu masuk Probolinggo, Pasuruan, Malang, dan pintu masuk Lumajang.

“Untuk saat ini, wisata Bromo dari pintu masuk Probolinggo, Lumajang, dan Pasuruan masih tutup. Hanya dari pintu Malang yang sudah mulai dibuka. Karena sejak 5 November, Malang sudah masuk PPKM Level 2,” katanya.

Untuk libur Nataru sesuai aturan Inmedagri, tempat wisata tidak boleh buka bagi daerah yang masuk PPKM Level 3. Kemudian, ada kebijakan saat libur Nataru mulai tanggal 24 Desember akan diterapkan semua daerah PPKM Level 3. Sehingga wisata BTS pun harus ditutup. Tetapi, kembali harus menunggu aturan Inmendagri terbaru.

“Kalau sesuai Inmendagri, wisata Bromo akan ditutup saat libur Nataru. Untuk kepastiannya nanti kita tunggu Inmendagri terbaru,” terangnya.

Novita mengaku, terus koordinasi dengan pemerintah daerah pemangku wisata BTS. Yaitu, Probolinggo, Lumajang, Pasuruan, dan Malang. Dengan harapan, keempat daerah itu bisa segera naik level 2 untuk penerapan PPKM. Sehingga wisata Bromo bisa segera dibuka kembali.

“Semoga pandemi Covid-19 segera berakhir. Daerah bisa naik level 2 untuk PPKM. Sehingga wisata Bromo bisa kembali dibuka,” harapnya.

Wisata Gunung Bromo masuk dalam kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN). Karenanya, pembangunan infrastruktur di kawasan Gunung Bromo, terus digenjot. Status jalan raya sepanjang 26 kilometer menuju kawasan wisata ini pun diusulkan menjadi nasional.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali Kementerian PUPR Ahmad Subkhi, Senin (22/11) mengatakan, kawasan Bromo hingga saat ini mendapatkan pengakuan dari badan dunia di bawah naungan PBB, UNESCO. Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Arjuno sebagai cagar biosfer.

Bromo-Tengger memiliki pesona alam yang luar biasa dan cara pengelolaan alam lingkungan oleh penduduknya sangat baik. “Upaya mendukung dan merealisasikan pengembangan Bromo dalam KSPN terus dilakukan. Salah satunya yang tengah dikerjakan pembangunan Jembatan Kaca Seruni Point di Sukapura,” ujarnya.

Subkhi menerangkan, selain jembatan kaca, pihaknya juga mendukung dari infrastruktur jalan. Jalur menuju kawasan Bromo akan diperlebar hingga 7 meter. Sehingga semakin mendukung Bromo sebagai salah satu KSPN. Termasuk tengah memproses untuk menaikkan status jalannya menjadi jalan nasional.

“Sekarang tengah proses naikkan status jalan yang menjadi jalur menuju wisata Bromo dari jalan kabupaten menjadi jalan nasional,” jelasnya.

Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan Kabupaten Probolinggo R Oemar Sjarief mengatakan, peran Pemkab Probolinggo tidak hanya satu titik saja. Tetapi, mendukung keseluruhan yang salah satunya perbaikan jalan melalui Provincial Road Improvement Maintenance Project (PRIM) dari Kecamatan Tongas sampai Kecamatan Sukapura. “Pada 2022, perbaikan infrastruktur dimulai dari gerbang wisata Sukapura sampai Seruni Point dengan jarak 2,6 kilometer,” tuturnya.

Oemar menambahkan, untuk jalan raya mulai Kecamatan Sukapura hingga pintu masuk kawasan Bromo, statusnya masih jalan kabupaten. Pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian, mengajukan jalan tersebut menjadi jalan nasional. “Status jalan tengah kami usulkan menjadi jalan nasional,” tambahnya.(Wap)

Tags: