Membludak, Pasien RS Nganjuk Dirawat di Lorong

7-FOTO KAKI ris-OVERLOADNganjuk, Bhirawa
Awal tahun 2015, Rumah Sakit Daerah (RSD)  Nganjuk kebanjiran pasien sehingga memaksa sebagian harus dirawat di lorong. Dengan menempati tempat tidur darurat, ratusan pasien yang rata-rata mengalami sakit diare, gatal-gatal yang disebabkan musim penghujan harus rela dirawat dengan fasilitas seadanya.
Sejak memasuki musim penghujan, jumlah pasien di RSD Nganjuk terus bertambah. Bukan saja datang dari wilayah Nganjuk, namun sejumlah pasien asal Kabupaten Bojonegoro juga dirawat di ruang RSD Nganjuk. “Saya dari Dander, Bojonegoro sudah tiga hari menjalani rawat inap di RSD Nganjuk karena perut kembung,” ujar Sanimah pasien di ruang Dahlia.
Sanimah sengaja ke RSD Nganjuk untuk mendapat perawatan karena lebih dekat jika dibanding harus ke RSUD Bojonegoro.
Sementara itu, Sumariyati asal Kecamatan Prambon tidak bisa berbuat banyak saat anaknya yang sakit demam tinggi terpaksa dirawat di lorong dengan tempat tidur darurat. Karena memang saat datang ke RSD Nganjuk, semua kamar telah terisi penuh pasien.
Meski mengaku tidak nyaman, namun Sumaryati masih bersyukur karena anaknya masih bisa dirawat meski dengan kamar seadanya.  “Bersyukur saja, meski menempati lorong dengan tempat tidur darurat, tetapi anak saya mendapat perawatan dengan baik,” ujar, Sumariyati.
Membludaknya pasien di awal tahun 2015 menurut Humas RSUD Nganjuk, Eko Santoso diakibatkan akibat musim pancaroba dimana perubahan musim dari kemarai ke penghujan. Kecenderungan jumlah pasien yang terus meningkat terjadi sejak sebulan lalu, dimana pasien yang datang ke RSD Nganjuk terus bertambah setiap hari. Akibatnya pasien membludak dan mengalami overload.
Eko Santoso, juga menerangkan jumlah tempat tidur di RSD Nganjuk 309 kamar tidur yang terbagi dalam VIP, kelas I, II dan III. Namun dalam bulan ini rumah sakit telah menerima sekitar 360 pasien, sehingga menyebabkan beberapa pasien terpaksa menggunakan tempat tidur tambahan dan ditempatkan di lorong-lorong rumah sakit.
Hal itu dilakukan karena RSD Nganjuk tidak diperbolehkan menolak pasien yang berobat meskipun kondisi ruang telah penuh. “Mayoritas pasien yang berobat di RSD Nganjuk disebabkan penyakit yang timbul akibat datangnya musim penghujan seperti diare, gatal-gatal dan mencret,” papar Eko Santoso.
Untuk melayani pasein agar tidak lagi dirawat di lorong, RSD Nganjuk sudah mengajukan penambahan gedung baru. Saat ini prosesnya masih dalam tahap pembahasan serta perencanaan di DPRD Nganjuk. “Pembangunan gedung baru, semata-mata digunakan untuk peningkatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat,” pungkas Eko Santoso. [ris]

Keterangan Foto : Sumaryati, terpaksa harus menggendong anaknya yang baru berumur satu tahun yang sakit dan harus dirawat  dilorong karena ruang perawatan penuh.(ristika/bhirawa)

Tags: