Menapak Jejak Ojek Offline ala Warga Kota Probolinggo

Imron Marta Doni dengan salah satu armada ojek offline miliknya. Bermula dari iseng, kini dia sudah memiliki seribu pelanggan setia. [wiwit agus pribadi]

Bermula dari Iseng, Kencono Mulyo kini Punya Seribu Pelanggan
Kota Probolinggo, Bhirawa
Banyak cara untuk bisa mencari rizki halal. Namun, tidak jarang rizki datang dari aksi iseng. Seperti yang dilakukan Imron Marta Doni, bermula dari iseng, kini sukses merintis usaha ojek offline. Bahkan, ojek offline yang berdiri 2019 lalu dengan nama Kencono Mulyo itu sudah memiliki enam armada dengan seribu pelanggan.
Seperti yang dialami Imron Marta Doni, Warga Kebonsari Wetan, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, itu mampu mendapat penghasilan Rp54 juta setahun atau Rp4,5 juta per bulan. Sejak Juli 2019, dia merintis usaha ojek offline. Walaupun sebenarnya, dia hanya iseng saat itu. Imron melihat, ojek online atau ojol bertebaran. Bahkan, tak jarang berselisih dengan angkutan konvensional lain. Termasuk opal atau ojek pangkalan.
“Jadi, mulanya iseng saja. kebetulan saat itu sedang ramai perselisihan antara ojol dengan opal. Saya ada teman di Banyuwangi yang mengembangkan ojek offline. Akhirnya saya coba di sini (Kota Probolinggo, Red),” kata pria yang juga ketua Probolinggo Cinta Skateboard (PCS) itu.
Saat pertama beroperasi, ternyata banyak konsumen yang suka dengan usahanya. Sebab, tarifnya murah. Hanya Rp5 ribu untuk jarak 1-4 km. Jika lebih dari 4 km, per kilometernya dikenakan tarif Rp2 ribu. “Karena ini ojek offline, jadi mulanya hanya teman-teman saja yang pesan. Cara mengenalkannya lewat medsos mulai FB, IG, WA, dan lainnya,” ujarnya.
Ojek offline yang ia beri nama Kencono Mulyo itu rupanya banyak diminati masyarakat. Awalnya, dia hanya mengantar penumpang. Seiring berjalannya waktu, Imron pun mengantar segala jenis permintaan. Baik barang, belanjaan, servis motor, memperpanjang pajak, dan yang lain.
“Bahkan ada pelanggan yang motornya mogok dan minta bantuan saya untuk menariknya. Ada juga yang minta isikan tabung oksigen sepanjang 2 meter. Jadi pelanggan itu minta tolong tabung oksigen yang ada di rumahnya untuk diisi ulang ke Samato Dringu,” tuturnya.
Kini, jenis layanan yang diberikan Imron pada konsumennya semakin beragam. Pelanggannya pun telah mencapai seribu orang. Bahkan, lantaran tak sedikit yang sudah percaya, tidak jarang pelanggannya meminta Imron untuk belanja. Biasanya, Imron diberi catatan daftar belanja.
“Karena itu, saat ini saya sudah bekerja sama dengan sejumlah supermarket. Kalau ada pelanggan yang mau belanja, saya kirim catatan belanjaannya ke supermarket. Lalu barangnya saya antar ke pelanggan,” lanjutnya.
Di awal mendapat pesanan belanja, Imron sempat bingung. Bahkan, waktunya banyak terbuang untuk berbelanja. Penyebabnya, dia kadang tidak paham barang yang dipesan pelanggan. Sehingga, harus mencari referensi di internet.
“Awalnya saya sering bingung jenis belanjaan yang diminta pelanggan. Jadi saya harus googling barang yang dimaksud pelanggan seperti apa. Misalnya popok. Akhirnya, waktu saya banyak terbuang untuk belanja,” ungkapnya.
Karena pelanggannya makin banyak, Imron pun tak sanggup melayani permintaan pelanggan seorang dia. Maka, ia mengajak sejumlah teman yang saat itu sedang menganggur untuk ikut membantunya. “Saat ini sudah ada enam armada dengan seribu lebih pelanggan. Jadi, saya ajak teman-teman yang belum punya pekerjaan dan punya keinginan kuat untuk bekerja. Nanti pembagiannya 20 persen ke saya,” tandasnya.
Bagi Imron, kepercayaan adalah kunci utama dalam menjalankan usahanya. Sebab, cara yang dilakukan bukan online. Berbeda dengan online, pelanggan bisa mendeteksi posisi driver. “Jadi saya mengenalkan lewat medsos. Selanjutnya, kalau ada yang berminat ke jasa kami, ada link yang tersambung ke WA kami. Sehingga, kami langsung bisa ke lokasi yang diminta,” jelasnya.
Saat ini pendapatan bersih yang diperolehnya setiap hari rata-rata Rp150 ribu. Artinya, dalam sebulan ia mampu menghasilkan Rp4,5 juta atau Rp54 juta per tahunnya. “Memang banyak permintaan agar ada mobil atau roda empat. Tapi saat ini kami fokus ke motor. Sebab, aksesnya dan waktunya lebih cepat,” paparnya.
Ia pun berpesan pada para generasi muda bahwa banyak cara bisa dilakukan untuk mendapat rizki halal. Asalkan, telaten dan konsisten. “Setiap usaha pasti ada hasilnya. Jika ingin hasilnya besar, maka usahanya juga harus besar,” tambah alumni SMAN 1 Dringu tahun 2005 itu. [wiwit agus pribadi]

Tags: