Mendes PDTT Tinjau Pembangunan BUMDes di Tulungrejo

Mendes PDTT, A Halim Iskandar saat meninjau realisasi pembangunan BUMDes di Desa Tulungrejo Kota Batu, Senin (26/9).

Kota Batu, Bhirawa
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), A Halim Iskandar mendatangi Desa Tulungrejo yang ada di Kecamatan Bumiaji Kota Batu, Senin (26/9). Ia meninjau langsung pelaksanaan dan realisasi pembangunan BUMDes yang ada di sana. Hal ini menyusul kesuksesan Kota Batu menjadikan semua desanya menjadi desa mandiri.
Halim mengaku ingin melihat bagaimana persiapan dan pelaksanaan pembangunan Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) di Desa Tulungrejo. Karena BUMDes di desa inii cukup progresif, ideal, dan juga cukup luas dengan menempati lahan seluas 9 hektar.
“Ini sangat luar biasa. Saya berharap semua pihak memberikan dukungannya kepada pembangunan BUMDes ini, bagaimana mewujudkan kolaborasi antara BUMDes, Pemerintah Desa, dan pihak ketiga,” ujar Halim ditemui di Kantor Desa Tulungrejo, Senin (26/9).
Mendes PDTT mengarahkan agar semua kantor desa termasuk di Tulungrejo agar kantor desanya menjadi keniscayàan bagi petani agar semua bisa survive atau bertahan hidup. Kemudian pendampingan kepada BUMDes harus diberikan agar memiliki legal standing sehingga produk- produk dari desa bisa menembus pangsa ekspor.
Dalam pembangunan di Kota Batu, lanjut Halim, semua desa di kota ini telah mampu menyandang sebagai Desa Mandiri. Yaitu, desa yang menjadi komunitas mandiri mengatur dan mengelola potensi wilayah desanya sendiri.
Ada sebanyak 19 Desa yang ada di Kota Batu dan semuanya sudah menyandang status desa mandiri. Karena itu desa- desa ini akan mendapatkan pia?am penghargaan yang akan menjadi kebanggaan bagi warganya. “Dan Wali Kota Batu sebagai Kepala Daerah akan mendapatkan lencana Bhakti Desa Utama. Penghargaan ini yang pertama diberikan di Indonesia untuk level kota,” jelas Halim.
Ada tiga kategori lencana bagi Kepala Daerah sebagai penghargaan atas keberhasilan dalam membangun desa. Yang pertama, Lencana Bhakti Desa Pertama dimana Kepala Daerah telah berhasil membangun desa namum masih ada desanya yang berstatus desa berkembang.
Kedua, Lencana Bhakti Desa Madya dimana Kepala Daerah berhasil menjadikan desanya sebagai desa maju. “Dan yang tertinggi adalah Bhakti Desa Utama yang diberikan Kepala Daerah yang berhasil menjadikan desa yang ada di wilayahnya sebagai desa mandiri,” jelas Halim.
Dengan menyandang sebagai desa mandiri, lanjurnya, maka desa- desa di Kota Batu layak menjadi desa percontohan dalam pembangunan. Tentu saja percontohan yang dimaksud tetap mengedepankan konsep replikasi desa.
Artinya, untuk membangun desanya, sebuah pemdes bisa mencontoh atau meniru desa mandiri yang memiliki potensi dan karakter desa yang sama. “Kalau desa mandiri di Kota Batu merupakan desa di pegunungan maka desa yang bisa mereplikanya adalah desa yang juga di pegunungan. Demikian juga desa mandiri pesisir yang bisa menirunya juga desa pesisir,” tandas Halim. [nas.wwn]

Tags: