Pertamina-Rosneft Janji Prioritaskan Naker Lokal

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Rachmad Hardadi (Tengah Pegang micro).

(Beri Kompensasi Dua Kali Lipat).
Tuban, Bhirawa.
PT Pertamina (Persero) dan perusahan Minyak dan Gas Bumi (Migas) dari Negara Rusia dalam hal ini Rosneft Oil Company akan memberikan ganti rugi pada para petani pengarap tanah negara di Desa Mentoso, Rasawan, Wadung, Remen, dan Desa Kaliuntu, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban yang menjadi lokasi proyek Kilang Tuban.
Bertahun-tahun di era sebelum tahun 1990 lahan miliknya telah dibebaskan pemerintah untuk proyek Wood Centre. Setelah sekian tahun tak digarap, lahan seluas 340 hektar tersebut digarap petani untuk ladang.
Terdapat sekitar 1.300 petani penggarap lahan yang akan dipakai proyek Kilang Tuban. Mereka berasal dari lima desa yang bakal jadi sentra proyek kerjasama Pertamina dengan perusahaan Migastersebut.
“Meskipun lahan yang digarap petani milik pemerintah, kami tetap akan memberi taliasih yang menguntungkan petani,” kata Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Rachmad Hardadi, saat acara sosialisasi dan konsultasi Amdal kepada publik di Tuban (16/01).
Taliasih tersebut dalam bentuk, ganti rugi tanaman dengan hitungan senilai dua kali hasil panen tanaman. Selain itu Pertamina juga memberikan tambahan sangu dengan hitungan satu kali panen, untuk persiapan alih profesi kepada petani. “Kami kerja dengan hati nurani, semuanya untuk daulat energi,” kata Rachmad Hardadi.
Lebih dari itu, Pertamina juga telah menyiapkan program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk petani penggarap. Program sosial kemasyarakatan ini, diberikan agar warga terdampak bisa lebih mandiri. Apalagi setelah ladang yang selama ini menjadi gantungan hidup, telah diambil pemerintah untuk kilang.
Terkait kebutuhan tenaga kerja dari desa terdampak operasi Kilang Tuban, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini berkomitmen untuk memberi prioritas kepada warga terdekat. Mekanismenya bakal dikordinasikan dengan Pemkab Tuban.
Tidah hanya itu Pertamina (Persero) Tbk juga akan memberi kesempatan bisnis kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemkab Tuban, jika Kilang Tuban beroperasi. Meski begitu skema kerjasamanya seperti apa, akan dibahas setelah proyek kontruksi kilang di wilayah Kecamatan Jenu, Tuban itu rampung.
“Kami komitmen untuk memberi kesempatan sebesar-besarnya, setelah tahap kontruksi selesai akan dibicarakan bentuk keterlibatannya,” janji Rachmad Hardadi.
Pemberian kesempatan bisnis, tidak hanya kepada BUMD. Seluruh warga masyarakat Tuban, bakal ikut terlibat baik mulai kontruksi hingga saat produksi. “Komitmen kami (Pertamina) adalah untuk masyarakat, sekaligus untuk mencapai kedaulatan energi nasional,” kata Rachmad Hardadi.
Rachmad Hardadi meminta, agar media massa di Tuban ikut mengawal pelaksanaan proyek Kilang Minyak tercanggih di dunia itu. Selama kontruksi proyek senilai Rp175 triliun itu bakal menyerap  35.000 hingga 50.000 tenaga kerja. Warga sekitar bakal diprioritaskan dalam tenaga kerja.
Setelah produksi kilang garapan Pertamina bersama Rosneft Oil Company bakal menyerap 1.600 hingga 1.800 tenaga kerja struktural. Di luar itu masih butuh tenaga kerja supporting hingga 2.000 orang.
”Terkait Naker kami telah melakukan kordinasi dengan Pak Bupati Tuban, daerah kami minta juga menyiapkan Naker agar bisa siap pakai untuk kilang,” katanya.
Sementara itu Sekretaris Kecamatan Jenu, Suwoto, menyatakan, warga desa terdekat proyek kilang sangat berharap  dengan keberadaan Kilang Tuban. Jajaran Pemerintah Desa (Pemdes) dari lima desa lokasi proyek kilang, selalu kordinasi dengan pihak Pemerintah Kecamatan Jenu.
“Kami telah memberi masukan, dan selalu akan mendampingi warga agar bisa terlibat dalam proyek tersebut,” kata Suwoto. (hud)

Tags: