‘Pesona Tanah Pusaka’ Ditutup dengan Tayub Khas Tuban

Pagelaran tarian 'Tayub' asal Tuban menjadi penutup  rangkaian kegiatan dalam mempromosikan keberadaan Museum Negeri Mpu Tantular.

Pagelaran tarian ‘Tayub’ asal Tuban menjadi penutup rangkaian kegiatan dalam mempromosikan keberadaan Museum Negeri Mpu Tantular.

Tuban, Bhirawa
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim menyuguhkan tarian ‘Tayub’ asal Tuban kepada Sidoarjo dan sekitarnya pada Sabtu Malam Minggu (26/4). Suguhan tarian tersebut sekaligus untuk menutup beberapa kegiatan dalam mempromosikan keberadaan Museum Negeri Mpu Tantular Jawa Timur di Jl. Raya Buduran Sidoarjo.
Kepala Disbudpar Jatim yang diwakili Ka UPT Museum Negeri Mpu Tantular Drs Edi Irianto, MM menjelaskan tarian Tayub merupakan tarian khas sebagai penutup beberapa rangkaian kegiatan yang telah dilakukan oleh masyarakat.  Bahkan zaman dahulu tarian Tayub ini sering dipakai masyarakat untuk hajatan manten hingga bersih desa.
Kegiatan seperti ini semua dilakukan dalam rangka meningkatkan fungsi museum tentang pelestarian budaya dan karya-karya budaya untuk dipublikasikan dan dipromosikan supaya museum lebih banyak dikunjungi orang.
Adapun kegiatan-kegiatan yang digelar mulai tanggal 22 April 2014 di antaranya adalah pameran tematik, yaitu untuk membuat generasi muda lebih kreatif dan bisa mewujudkan kreasinya mendesign baju penganten sendiri sesuai dengan daerahnya masing-masing.
“Kegiatan ini memang diprogram untuk daerah masing-masing, yang mempunyai ciri khas, dan diharapkan bisa mencipta yang lebih baik lagi,” katanya.
Sementara untuk pameran lukisan yang melibatkan 50 orang pelukis dari beberapa daerah digelar hingga tanggal 5 Mei mendatang. Minggu (27/4) pagi digelar lomba mewarnai dan melukis untuk tingkat TK dan SD yang mengambil tema ‘Aku dan Museumku.’
Selain itu juga ada peragaan melukis pada kerudung atau jilbab, yang dilanjutkan dengan kegiatan melukis dengan kain-kain perca. Jadi kain-kain perca yang sudah tidak berguna atau dibuang itu, disini akan dimanfaatkan untuk dijadikan lukisan yang sangat bagus sekali. Harapannya, dari limbah bisa diolah menjadi barang mewah.
“Rangkaian ini ibaratnya manten yang harus ditutup dengan hiburan Tayub,” terang Edi Irianto lagi. [ach*]

Tags: