Petani Porang Kabupaten Trenggalek Jangan Sebatas Jual Beli Bibit

Trenggalek,Bhirawa
Bisnis Porang tidak mungkin hanya berkutat pada jual beli bibit, perlu ada inovasi menarik untuk pertahankan komoditas ini. Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin tawarkan skema bisnis menarik untuk investor Porang yang mau masuk ke Trenggalek.

Kenapa menarik, menurut Bupati Trenggalek karena usaha turunan dari komoditas Porang cukup banyak. Jadi masih banyak peluang yang bisa dikembangkan.

Selain itu menjadi menarik karena mantan pengusaha muda itu menwarkan sekema kerjasama menarik. Investor tidak perlu mencari lahan karena pemerintah punya lahan yang clear untuk usaha tersebut. Selain itu proporsi prosentase yang pas dinilai bisa saling menguntungkan serta menumbuhkan rasa saling memiliki mulai dari petani hingga industrinya.

“Komitmen pemerintah yaitu persiapkan lahan bagi siapapun yang akan investasi di sini. Jadi investor tidak perlu lagi pusing mikirkan beli lahan. Artinya datang ke sini tinggal setup pabriknya, dan itu sudah bisa jalan,” terang Bupati Arifin kepada awak media.

“Mungkin nanti mekanismenya bisa 50:30:20. Artinya investor 50 %, kita yang 30% karena yang punya lahan dan 20% kita kembalikan ke kelompok. Sehingga bila ada added value atau hasil yang bisa dijejaringkan ke petani,” jelasnya.

Dengan begitu petani juga akan loyal kepada perusahaan dan tidak cari ke pabrik-pabrik yang lain. Tentunya karena ada rasa memiliki. Coba kita konsepkan sehingga sosialisme, shuttle ekonomi Pancasilanya itu benar benar ada.

Dengan begitu tidak serta merta tawar-menawar harga, kemudian kedepannya kerjasamanya terputus dan pabriknya kemudian bangkrut. “Terus ada yang di injak dari sisi harga, kita tidak inginkan itu,” lanjut pria yang juga menjabat Ketua KNPI Jatim itu.

Ini tadi yang saya obrolkan dengan pak Wamen dan akan kita tindak lanjuti. Di Jakarta kita akan ngobrol-ngobrol mengenai bagaimana mekanisme yang sesuai dan cocok untuk Trenggalek.

Hilirisasi yang belum ada di daerah lain, kita ingin spesifikasi pruduk turunan Porang apa. Sehingga nanti ada diferensiasi dari tempat-tempat lain. Sehingga semua usaha Porang di Indonesia nanti jalan, tidak cuma di Trenggalek saja yang bisa jalan. “Tidak ada persaingan yang kurang baik atau yang lainnya,” tandasnya.

Ide menarik ini mendapatkan tanggapan dari Wakil Menteri Pertanian RI, Harvick Hasnul Qolbi. Menurutnya ini sesuai dengan konsen Presiden Jokowi yang tidak ingin Porang ini diawal baik namun ditengah bahkan diakhir menghilang.

“Kita sangat senang melihat tadi bapak Bupati Trenggalek akan konsen hilirisasi Porang di daerahnya. Karena itemnya cukup banyak dan tidak cukup kita bahas di sini,” terangnya

Maka saya pesankan kepada para kepala daerah, lanjutnya menambahkan, “mari kita tingkatkan lagi hikirisasinya. Saya berharap sekali kawan-kawan kepala daerah bisa mengembangkan sehingga bisa menjadi pilot-pilot projek kedepannya,” tandasnya.

Di Trenggalek sendiri komoditas Porang tercatat ada seluas 4 ribu hektare dengan tonase sekitar 280 ribu ton. Angka yang cukup lumayan dan tentunya bisa terus berkembang.

Dengan potensi tersebut, bisnis Porang tidak bisa hanya berkutat pada proses jual beli bibit saja. Melainkan perlu pengembangan usaha turunan untuk bisa menjaga stabilisasi harga dan mendorong kesejahteraan bagi para petani. (Wek)

Tags: