SMAN 1 Panji Wujudkan Sekolah Ramah Anak di Situbondo

Kahumas SMAN 1 Panji, Kabupaten Situbondo, Ismail Badri saat memberikan arahan pada program pencegahan bullying, narkoba, tindak kekerasan dan kesetaraan gender melalui 3 pilar pendidikan. [sawawi]

Ajak Siswa Cegah Bullying, Narkoba, Tindak Kekerasan serta Wujudkan Kesetaraan Gender

Kabupaten Situbondo, Bhirawa
SMAN 1 Panji, Kabupaten Situbondo, terus berupaya menjadi sekolah terbaik di Kota Santri Pancasila Situbondo. Salah satunya dengan intens mengkampanyekan program sekolah ramah anak dengan mengajak siswa mencegah melakukan bullying, narkoba, tindak kekerasan serta mewujudkan program kesetaraan gender dilingkungan SMAJI, panggilan akrab SMAN 1 Panji.

Pada Kamis pagi (7/3), suasana di aula SMAJI berbeda dengan kondisi biasanya. Para siswa diajak Kepala sekolah Drs Gatot Dwi Pujihandoko untuk ikut mensukseskan program sekolah ramah anak. Program mulia ini juga seirama dengan program yang digagas Pemkab Situbondo, Pemprov Jatim maupun program pemerintah pusat.

“Kegiatan ini merupakan langkah awal kami menuju sekolah ramah anak (SRA). Semua diterapkan mulai dari tataran, konsep, pembentukan sumber daya manusia. Kedepan diharapkan juga disiapkan sarana-prasarana pendukung sehingga cepat terealisasi. Program ini diyakini bakal sukses jika bergerak bersama menuju SMAJI yang hebat dan berkarakter,” tutur Gatot Dwi Pujihandoko.

Menurut Gatot, di era milenial dengan arus deras globalisasi menjadikan kemudahan dalam berbagai aspek. Namun demikian, kata mantan PLT Kepala SMAN 1 Besuki itu, juga ada kekhawatiran munculnya dampak negatif hal tersebut. Sebaliknya, imbuh Gatot, keberadaan generasi Z dan Alpha yang jauh berbeda dengan masa lalu, telah menjadikan tekhnologi sebagai teman dekat mereka.

“Generasi yang semenjak lahir hingga usia kurang dari 1 tahun telah mengenal dunia maya tentu berbeda dengan generasi yang hanya bermain dengan alam. Mudahnya akses informasi tanpa batas melalui genggaman tangan, tidak sedikit melahirkan generasi yang tergantung pada gadget. Akibatnya, generasi penerus bangsa yang harusnya fokus belajar dan mencari ilmu malah ikut larut dalam euforia bermain game. Sehingga kini sering muncul sikap kurang fokus siswa dalam belajar di sekolah dan sering mengantuk dalam kelas,” ujar Gatot.

Untuk itu SMAN 1 Panji sebagai sekolah berkarakter, lanjut Gatot, benar-benar ingin menciptakan generasi penerus bangsa yang berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila. Salah satu caranya, SMAN 1 Panji menghadirkan narasumber dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Situbondo dalam kegiatan ini.

“Kami mengawali dengan sosialisasi tiga pilar pendidikan tentang upaya pencegahan narkoba, tindak kekerasan, bullying dan kesetaraan gender. Dengan demikian diharapkan mampu mencetak sinergi hingga tercapai sekolah yang aman, nyaman bagi anak serta mendapatkan dukungan penuh dari orang tua peserta didik,” ucap Gatot.

Gatot menimpali, kegiatan tersebut dimulai Selasa (5/3) dengan menggelar sosialisasi untuk seluruh guru dan tenaga administrasi sekolah. Dalam peresmian acara, Gatot berharap ada kesamaan visi dalam mencegah segala bentuk perilaku menyimpang. Tentunya, aku Ismail, harus diawali dari contoh guru kepada siswa.

“Termasuk tata cara berbicara, kedekatan dengan siswa ini perlu dibatasi. Itu bukan berarti tidak boleh dekat dengan siswa, namun ada batasan sehingga guru tetap bermartabat dihadapan siswa. Karena tidak jarang, siswa yang terlalu dekat dengan guru kemudian menganggap sebagai teman maka fenomena hilangnya unsur tata krama kerap terjadi. Ini bisa memicu terjadinya candaan berlebihan yang mengarah kepada perundungan,” tegas Gatot.

Sementara itu acara dibuka langsung oleh Kasubag TU Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Wilayah Bondowoso, Muhammad Syarifudin S.Ag M.PdI. Mantan guru SMAN 1 Tapen itu menegaskan saat ini guru dituntut harus fokus sebagai pendidik. Artinya bukan hanya mengajar dan mengurus administrasi, namun guru juga diminta bisa menjaga moral siswa agar kedepannya tidak rusak. Itu, aku Syarifudin, menjadi tanggung jawab semua kalangan yang ada di SMAN 1 Panji. “Kalau tidak menghiraukan tugas itu, maka yang berat kelak mempertanggung jawabkan dihadapan Yang Maha Kuasa,” tegas Syarifuddin.

Syarifudin kembali menyampaikan bahwa sekolah harus menjaga kepercayaan yang diberikan wali murid untuk mendidik putra-putri mereka sehingga bisa bersama-sama mengedepankan aspek mendidik disamping juga tugas mengajar. “Mari kita bersama-sama mensukseskan program yang di gagas SMAN 1 Panji, Kabupaten Situbondo ini sehingga berjalan dengan baik dan lancar,” ungkap Syarifudin.

Sementara itu Yayuk Dwi Rinawati SKM, selaku Kasi Perlindungan Anak DP3AP2KB Kabupaten Situbondo menegaskan peran penting orang tua dalam mengawasi perilaku putra-putri di rumah, mulai dari pergaulan dengan teman, penggunaan handphone yang baik dalam mendukung pembelajaran serta pentingnya pendampingan orang tua bagi mereka dalam menjelajah dunia maya saat ini sangat dibutuhkan. Sebab, imbuh Yayuk, peran orang tua dalam keluarga adalah bentuk sinergi dengan sekolah dalam menciptakan generasi emas Indonesia. “Momen ini menjadi ajang bagi orang tua untuk mengungkapkan keluh kesah berkaitan dengan tingkah laku putra-putri mereka,” ungkap Yayuk.

Materi yang dikupas Yayuk sempat ditanya oleh salah satu wali murid Kelas X. Dia bertanya tentang cara ampuh mendidik anak agar menjadi sukses. Secara tegas Yayuk memaparkan sukses tidaknya anak itu bervariasi. Bahkan tidak banyak yang bisa menjadikan putra-putri mahir dalam Al-Quran tetapi juga pandai dalam akademik dan menonjol dalam non akademik. Jadi, lanjut Yayuk, orang tua harus bisa mengenali potensi dari putra-putri. “Lalu yang terpenting juga aktif melakukan komunikasi dengan wali kelas atau guru BK di sekolah. Selain itu juga bisa berkonsultasi dengan DP3APPKB Kabupaten Situbondo,” tegas Yayuk.

Wakil Kepala SMAN 1 Panji Bidang Humas Ismail Badri menuturkan, dalam sosialisasi kegiatan tersebut dilaksanakan hingga Kamis 7 Maret 2024. Pada kesempatan kali ini giliran siswa kelas X dan XI yang menjadi sasaran sosialisasi. Dihelat mulai jal 08.00 hingga rampung pukul 12.00 WIB. Kata Ismail Badri sekolah berupaya membekali siswa dengan pengetahuan bullying atau perundungan serta bahaya narkoba.

Latar belakang diadakan kegiatan ini, urai Ismail Badri, mulai maraknya kasus dan pemberitaan viral diberbagai media online, cetak maupun media sosial. Hal ini, terang Ismail Badri, menjadi kekhawatiran bersama akan dampak tersebut. “Makanya siswa SMAN 1 Panji dibekali dengan pengetahuan tentang bullying dengan harapan memperoleh pemahaman. Setelah semua siswa paham maka akan mampu mencegah serta bisa menularkan dan mengajak siswa lain untuk bersama-sama mencegah bullying serta tindakan menyimpang lainnya,” tandas Ismail Badri.

Beny Mardiantoro, S.Pd selaku Waka Kesiswaan SMAN 1 Panji ikut berharap sekolah mampu menekan berbagai bentuk pelanggaran atas tata tertib sekolah dan menjadikan sekolah ini sebagai lembaga pendidikan yang benar-benar mendukung program 4 hak anak yaitu hak hidup, hak tumbuh kembang, hak perlindungan dan hak partisipasi. “Jika itu terpenuhi dengan baik, maka pembentukan karakter akan mudah terealisasi,” pungkasnya. [sawawi]

Tags: