Polres Batu Dampingi KTH Banjarejo Minimalisir Kerusakan Area Hutan

Pelaksanaan program KTLGK yang sudah berjalan tiga bulan di Desa Banjarum, Kabupaten Malang.

Kota Batu, Bhirawa.
Kepolisian Resor (Pokres) Kota Batu melalui Binmas Polsek Ngantang mendatangi Kelompok Tani Hutan (KTH) Desa Banjarejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Mereka melakukan pendampingan untuk memastikan program KTLGK berjalan baik guna meminimalisir kerusakan kawasan hutan.

Melalui program Kampung Tangguh Lereng Gunung Kawi (KTLGK), KTH Desa Banjarejo diharapkan bisa meningkatkan perekonomiannya. Karena petani yang semula menanam sayur- mayur, kini bisa beralih menanam pohon alpukat. Dan ini bisa mencegah kerusakan tanah/lahan hutan yang selama ini ditanami sayur dengan menggunakan pupuk kimia.

“Kami berterima kasih dengan adanya program KTLGK ini karena bisa membawa petani mampu mwmperbaiki perekonomiannya,” ujar Kiswanadi, Ketua KTH Banjarejo, Kamis (7/3).

Ia menjelaskan program Kampung Tangguh Lereng Gunung Kawi KTLGK telah berlangsung kurang lebih selama 3 bulan. Dan dalam kurun waktu tersebut KTH Banjarejo menanam sebanyak 3.150 bibit alpukat pada luasan 10 Ha.

“Dan untuk mencegah kerusakan tanah, kami tidak lagi menggunakan pupuk kimia tetapi kita ganti dengan pupuk organik,” jelas Kiswanadi.

Wakapolres Batu, Kompol Jeni Al Jauza yang diwakili Kanit Binmas Polsek Ngantang, Ipda Jerry Subandrio bersama rekanan PT AMS dan PT ATM melaksanakan kunjungan ke KTH Banjarejo. Jerry Subandrio mengatakan bahwa target penanaman bibit alpukat jenis khas sebanyak 10.000 pohon.

“Puluhan ribu bibit alpukat tersebut akan ditanam(di tanah Perhutani seluas 33,6 Ha pada petak 108 C yang ada di Desa Banjarejo,” ujar Jerry

Sementara, perwakilan PT AMS, Yohannes menyatakan bahwa pihaknya mendukung penuh program KTLGK yang sudah berjalan kurang lebih 3 bulan ini. Dukungan penuh juga diberikan karena program Polri ini sangat baik untuk kelangsungan kawasan hutan dan juga masa depan masyarakat.

“Program Kampung Tangguh ini kami harapkan bisa mengedukasi masyarakat setempat yang selama ini menanam sayur dengan pupuk kimia yang mana bisa menyebabkan kerusakan tanah,” jelas Yohanes.

Untuk itu pihaknya sepakat bahwa dalam program KTLGK ini masyarakat petani hutan diajak beralih menanam pohon alpukat dengan menggunakan pupuk organik. Karena langkah ini menjaga kesuburan tanah yang diharapkan nantinya bisa produktif dan sekaligus meningkatkan perekonomian warga setempat.(nas.gat)

Tags: