Tarian Kolosal Seribu Barong dalam PBP 2017 Tampil Memukau

Sekitar 3.000 penari jaranan Topeng Barong pelbagai daerah di Indonesia tampil apik dan memukau, di rangkaian dari Pekan Budaya dan Pariwisata 2017 Kabupaten Kediri yang digelar di Jalan Monumen SLG Sabtu kemarin.

Kab.Kediri, Bhirawa
Sebanyak 3.000 penari jaranan Topeng Barong yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia tampil apik dan memukau, tarian  kolosal seribu ini adalah rangkaian dari  Pekan Budaya dan Pariwisata 2017 Kabupaten Kediri yang digelar di Jalan Monumen SLG Sabtu kemarin.
Ribuan penaru ini dari Kediri Raya, Ambon, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali serta komunitas Paguyuban Seni Jaranan (Pasjar) dengan luwes membawakan tarian tersebut. Padahal, berat topeng tersebut sekitar 5 kg.
Tarian Topeng Barong merupakan tarian yang menggambarkan nafsu duniawi yang akan selalu baik jika dikendalikan dengan benar. Sebaliknya akan menjadi petaka jika disalahgunakan. Tarian ini adalah tarian khas Kediri.
“Dipilih tari topeng barong karena bagian dari jaranan dan cerita panji dan barong Kediri sendiri tidak ada duanya,” ucap Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kediri dan sekaligus salah satu panitia Pekan Budaya, Adi Suwignyo kepadah wartawan, Sabtu. (22/7).
Pagelaran yang dimulai pukul 14:00 wib ini merupakan puncak acara dari rangkaian Pekan Budaya dan Pariwisata Kabupaten Kediri, serta Festival Panji Nasional (FPN) yang dihelat di Kawasan Simpang Lima Gumul (SLG). Ribuan penonton berjubel, tampak antusias menyaksikan tarian kepala yang berbentuk naga ini. Barongan sendiri merupakan bagian dari seni jaranan kesenian budaya tradisional asli bumi panji kediri.
Turut hadir dalam acara ini Bupati Kediri, dr. Hj Harianty Sutrisno, wakil bupati kediri, Kapolres Kediri, Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri, Dandim 0809 serta perwakilan dari beberapa kepala daerah dan seluruh pejabat Pemerintah Kabupaten Kediri, tamu undangan duta kesenian Kabupaten/ Kota se Indonesia yang turut berpartisipasi seperti Kota DKI Jakarta, Bontang Kalimantan Timur, Semarang, Wonosobo, Nganjuk, Kediri, Trenggalek, Malang, Blitar, Tulungagung, Boyolali, Salatiga, Surabaya, Ponorogo, dan masih banyak lainnya.
Dalam sambutannya Bupati kediri Haryanti Sutrisno mengucapkan terimakasih sebanyak banyaknya atas kerja keras seluruh panitia akan suksesnya acara tersebut. “Terima kasih bantuannya, semua panitia, yang berpartipasi suksesnya acara ini dan penampilan para peserta yang sungguh luar biasa. Saya tidak menyangka bisa semeriah ini, Dan Kami atas nama pemerintah daerah menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih,” tutur Bupati Kediri.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Kediri secara simbolis memberikan penghargaan kepada Ketua Umum Paguyuban Seni Jaranan (Pasjar) yang diterima langsung oleh Bopo Hary Pratondo, serta sejumlah peserta yang turut berpartisipasi dalam acara tersebut. “Ke depan Harapan kami, acara ini mampu mempromosikan program budaya dan pariwisata. Hadirnya sejumlah warga asing membuktikan bahwa mereka juga terhibur atas kesenian kuda lumping,” tambah Bupati Kediri.
Sementara itu ditemui se usai acara ketua PASJAR Kabupaten Kediri Bopo Hary Pratondo mengungkapkan, Persiapan Tari kolosal 1000 Barong ini, butuh waktu yang cukup lama untuk memadukan antara pemain satu dengan yang lainnya. Pasalnya, peserta yang mengikut pentas ini tidak hanya dari Kabupaten Kediri saja.
“Tamu undangan dari daerah lain juga banyak yang tertarik lantas ikut berpartisipasi menari untuk tari barongan, dan alhamdulilah dari tahun ke tahun semakin meningkat, dan memasuki tahun ke empat ini mencapai hampir 3.000 peserta,” papar Ketua PASJAR Kabupaten Kediri Bopo Hary Pratondo.
Lebih Lanjut Bopo Hary Pratondo menambahkan, Barongan berasal dari kata barong atau yang biasa disebut dengan caplokan. Barongan adalah bagian dari kesenian jaranan, yaitu kesenian dari bumi panji KEDIRI.  “Tari klosal 1.000 barong ini menggambarkan nafsu duniawi manusia yang akan selalu dalam kondisi baik dan positif apabila bisa dikendalikan dengan benar”, dan harapan saya kedepan nantinya dengn terselenggaranya acara ini mampu menumbuhkan rasa cinta dan kemauan untuk nguri- nguri kebudayaan kita sendiri, Dan yang tak kalah penting kedepan semoga lebih baik lagi, lebih banyak lagi dan lebih teratur lagi.. khususnya anggaran dan pelaksanaannya,” harapnya. [van,adv]

Tags: