Kota Mojokerto, Bhirawa
Wali kota Mojokerto, Ika Puspitasari mengajak Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Mojokerto untuk terus berinovasi. Hal tersebut sebagai upaya dalam menjawab tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kualitas pelayanan pemerintah.
”Mengingat antara tuntutan masyarakat dengan kemampuan memberikan pelayanan tidak akan pernah bisa sejajar. Tapi jangan sampai tertinggal terlalu jauh. Maka, jawabannya adalah inovasi,” ujar Wali kota Ika Puspitasari pada forum Coaching Bersama Wali Kota, di Ruang Sabha Mandala Madya Senin (21/11).
Lebih lanjut ditambahkan Wali Kota di dalam birokrasi pemerintahan internal harus dibatasi dengan regulasi. Terkadang terdapat antara satu dan regulasi lainnya tidak sinkron.
Sehingga keterbatasan birokrasi tersebut, pemerintah daerah tidak dapat memberikan semaksimal mungkin sebagaimana yang dikehendaki masyarakat. Maka solusinya Inovasi, karena inovasi tidak selalu berkaitan dengan digitalisasi.
Berdasarkan ketentuan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), inovasi dibagi menjadi dua kriteria, yaitu inovasi digital dan non digital.
Inovasi digital misalnya berbagai aplikasi digital yang mempermudah pelayanan sehingga lebih cepat dan mudah. Sedangkan inovasi non digital, yaitu bagaimana mengintegrasikan beberapa program dalam satu skema, dengan melibatkan berbagai unsur baik pemerintah, swasta, ataupun masyarakat, demi mewujudkan suatu pencapaian tertentu.
“Yang penting hasilnya ada kemanfaatan yang bisa dirasakan oleh masyarakat, dan kebermanfaatan itu bisa diukur,” ungkap Wali kota Ika dalam forum yang berlangsung di Sabha Mandala Madya, Kantor Pemkot Mojokerto ini. Sehingga, untuk mendorong agar ASN senantiasa berorientasi pada pelayanan dan inovasi, Pemkot Mojokerto juga telah mengupayakan sejumlah skema.
Diantaranya dengan mengadakan pelatihan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) secara rutin, serta pemberian Penghasilan Tambahan Pegawai (TPP) berbasis kinerja dan prestasi. Jelas Wali Kota. [min.dre]
