Lawan Hoaks Covid-19, “Japelidi” dalam 42 Bahasa Daerah

Surabaya, Bhirawa.
Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi), yang sebagian besar anggotanya adalah dosen dari 78 perguruan tinggi di 30 kota di Indonesia, menyarikan dan memproduksi beragam informasi akurat terkait Covid-19 ke dalam bentuk video, serta poster edukasi bagi masyarakat.
“Untuk mengimbangi banjir hoaks yang menyesatkan warga saat pandemi, kami membuat beragam konten digital ‘Jaga diri dan jaga keluarga’ di dalam 42 bahasa daerah. Selain bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin, supaya bisa lebih dekat dengan keseharian masyarakat kita yang majemuk,” Kata Novi Kurnia, Koordinator Japelidi yang juga Ketua Program Magister Ilmu Komunikasi Fisipol UGM.
Menurutnya, produksi konten berbahasa daerah ini nantinya masih akan bertambah sesuai kebutuhan masyarakat.
Untuk menyebarkan konten bahasa daerah, Japelidi bekerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI) dan Komunitas “Berbeda Itu Biasa”.
Penyebaran konten dilakukan melalui akun instagram (http://www.instagram.com/japelidi/?hl=en) dan twitter (https://twitter.com/japelidi?lang=en) japelidi. Selain itu juga dilakukan melalui akun media sosial dan grup WhatsApp para anggota Japelidi yang berjumlah 163 prang dengan membagikan poster digital seperti ” Jaga diri dan Jaga Keluarga”, “Perlindungan Data Pribadi” Dan “Sumber Informasi Terpercaya”, serta video grafik tipe menemani anak belajar di rumah.
” Tanggapan warganet sangat positif. Misalnya banyak orang atau komunitas meminta kami mengirim file untuk mereka cetak sendiri lalu membagikannya kepada warga berusia lanjut di sekitar mereka. Bahkan ada yang membuatnya menjadi spanduk. Memang banyak orang tidak mengakses jejaring sosial, sehingga akses informasi merekapun terbatas,” Tambah Novi Kurnia.
Japelidi juga melakukan kampanye luring dengan membagikan sabun dan ‘hand sanitizer’ bagi warga yang masih harus bekerja di luar rumah seperti pengendara ojek dan pedagang pasar. Dana untuk ini berasal dari urun daya donasi anggota Japelidi.
Kegiatan luring dilakukan oleh tim Japelidi dan warga dengan membagikan selebaran, poster dan spanduk di tempat strategis di banyak daerah. Semisal Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Bali, Salatiga, Semarang, Lamongan, Malang, Bandung, Ponorogo, Depok, Sukabumi, Blora, Grobogan, Bogor, Banjarmasin, Kulonprogo, Gresik, Tegal, Wonogiri, Cilacap, Megalang, NTT, Kutai, NTB, Timika, Semarang, Lombok Timur, Lampung dan Samarinda. Cakupan wilayah ini masih terus bertambah seiring bertambahnya dukungan warga.
” Kami tidak menyangka dukungan dari warga akan sebesar ini . Seperti halnya kampanye politik, Kampanye kesehatan juga harus dilakukan melalui darat di banyak tempat. Menurut saya masih banyak ruang yang belum terjangkau, padahal isu pandemi ini sangat mendesak,” Jelas Lestari Nurhayati, Dosen LSPR yang menjadi Koordinator Kampanye Japelidi Lawan Hoaks Covid-19. (hel)

Tags: