2022, Bappeda Jombang Laksanakan Penelitian dan Pengembangan Masyarakat Berbasis Kinerja

Kepala Bappeda Kabupaten Jombang, Danang Praptoko ST., MT.

‘Peningkatan Daya Saing Daerah Berbasis Ekosistem Inovasi Daerah Didukung Peran dan Fungsi Perguruan Tinggi’

Jombang, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten Jombang terus berkomitmen untuk menciptakan kebijakan yang berorientasi bagi penguatan daya saing daerah. Hal ini sesuai dengan visi RPJMD Kabupaten Jombang Tahun 2018-2023, yaitu ‘Bersama Mewujudkan Jombang yang Berkarakter dan Berdaya Saing’.

Salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing daerah adalah melalui penciptaan ekosistem inovasi daerah, yaitu lingkungan yang terdapat individu, komunitas, dan pihak-pihak lain yang berperan sentral terhadap tumbuh kembangnya iklim inovasi di daerah.

Kepala Bappeda Kabupaten Jombang, Danang Praptoko ST., MT, melalui Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Rudy Anaknya, S.Si., MT mengatakan, PPMBK atau Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Kinerja merupakan kegiatan penjaringan hasil penelitian dan pengabdian berbasis kinerja yang ditujukan bagi perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Jombang.

“Tujuan dari adanya kegiatan ini adalah untuk menjaring inovasi teknologi hasil penelitian dan pengabdian yang sudah mampu diterapkan di masyarakat sebagai mitra (pengguna),” ujarnya, Jumat (05/11).

Kegiatan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Berbasis Kinerja di Kabupaten Jombang tahun 2022 dibagi menjadi dua bidang, yaitu pertama, bidang ekonomi-pembangunan dan yang kedua, bidang sosial-pemerintahan.

Salah satu tema PPMBK di bidang Sosial dan Pemerintahan adalah ‘Peningkatan Kualitas Hidup Lanjut Usia (Lansia) melalui Pengembangan Aplikasi Gerakan Lansia Sehat dan Mandiri (Galasema)’.

Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Masyarakat Berbasis Kinerja Tahun 2022.

Kegiatan ini, Bappeda menggandeng STIKES Pemkab Jombang. Aplikasi Galasema mengambil sasaran penduduk usia di atas 60 tahun yang tergabung dalam Posyandu Lansia di Desa Sengon, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.

Latar belakang diciptakannya aplikasi ini berawal dari fakta empiris bahwa, Lansia merupakan kelompok masyarakat yang sedang mengalami proses penurunan fungsi normalnya (Aging Proses) sehingga tidak bertahan terhadap infeksi penyakit tertentu, penurunan fungsi sel dan organ, mudah terkena resiko cedera dan berbagai ketergantungan lainnya.

Melalui aplikasi ini membantu para Lansia dan keluarga bisa memantau dan menilai kondisi kesehatan Lansia dan membuat para Lansia tidak jenuh karena aplikasi tersebut memiliki banyak video dan bahan bacaan juga.

Aplikasi ini sudah ada di Playstore, sehingga setiap orang bisa mendownloadnya. Dalam aplikasi tersebut tersedia pula berbagai jenis senam yang bisa dilakukan oleh Lansia untuk pencegahan berbagai macam penyakit yang dapat dilakukan lansia di rumah secara mandiri.

“Kita mengapresiasi kegiatan ini karena dari kerjasama ini outputnya berupa aplikasi Galasema yang langsung bisa dimanfaatkan oleh masyarakat” tegasnya. [rif.adv]

Tags: