Agar Tetap Sehat, Calon Haji Dianjurkan Lakukan Manajemen Waktu

Kota Malang, Bhirawa.
Jalaah Calon Haji (JCH) yang tergabung pada KBIHU UB, dibekali manajemen waktu, agar kondisi kesehatan tetap terjaga, selama proses pelaksanaan Ibadah Haji.
Dokter Soebarkah, menyampaikan jika Ibadah Haji akan melaksanakan serangkaian kegiatan yang menguras fisik. Karena itu harus pandai – pandai mengatur waktu.

Menurut Soebarkah, pengaturan waktu itu dilakukan agar kondisi fisik tetap bugar. Rangkaian Ibadah yang panjang butuh istirahat yang cukup.

“Mengukur kemampuan fisik, dengan cara sebisa mungkin beristirahat dikala kondisi badan sudah mulai capek, tidak usah dipaksakan, karena akibatnyabisa fatal,”ujarnya.

Sejak berangkat dari Asrama Haji Sukolilo, kemudian melakukan penerbangan selama kurang lebih 10 jam, sejak itu pula fisik mulai terkuras, dan pastinya akan kurang tidur. Kondisi seperti ini akan mudah memicu stres, dan berdampak pada penyakit lain.

“Puncak Ibadah Haji adalah di Arofah, disitu butuh tenaga ekstra, senyampang ada waktu istirahat jangan disia siakan,”imbuhnya.

Apabila nanti masuk gelombang pertama jamaah terlebih dahulu menuju Madinah untuk melakukan sunah Arbain. Setelah itu baru menuju Makah, mengambil Miqot di Bir Ali, melakukan serangkaian Wajib Haji, termasuk Wukuf.

“Ada kesempatan istirahat sebelum ke Makah, jangan terlalu over, lupa tidur fisik akan jadi lemah,”urainya.
Demikian juga jika nanti masuk gelombang dua. Penerbangan langsung Jedah dan menuju Makah, langsung melakukan puncak haji. Energi juga harus disiapkan.
Selain itu, dokter Patologi ini, menambahkan bagian terpenting dalam memanajemeni diri adalah, berupaya untuk tepat waktu. Ini menurutnya sangat penting, agar semua rencana tidak tertunda.

“Tepat waktu juga bagian dari manajemen diri, agar tidak merepotkan orang lain. Patuhi kesepakatan waktu supaya mudah dan bisa terus bersama-sama dalam prosesi Ibadah Haji,”sambungnya.

Pihaknya mengingatkan di Arab Saudi cuacanya lumayan panas, Jamaah dianjurkan untuk makan minum secukupnya. Jangan kurang dan jangan berlebih.
Ditambahkan dia obat-obatan pribadi seperti obat diabetes, obat tensi dan penyakit bawaan lainnya harus dibawa. Meskipun di Makah dan Madinah ada tetapi harganya jauh lebih mahal.
KBIHU UB, hanya menyiapkan enam item obat, yakni obat pusing, obat muntah, obat diare, obat batuk, obat demam dan obat rasa capek.

“Obat-obatan ini penting insya Allah yang di siapkan KBIHU UB, cukup, tapi kalau mau membawa obat-obatan lainya tetap diperbolehkan,”tukasnya.

Bagi penderita diabetes dan masalah tensi disarankan untuk membawa alat pengukur darah.

“Jangan terlalu berharap dengan dokter petugas kloter, mereka menangani satu kloter, tenaganya terbatas, bahkan terkadang obat-obatan juga terbatas. Makanya KBIHU UB, berupaya menyiapkan obat-obatan untuk jamaah secara mandiri,”pungkasnya. (mut.hel).

Tags: