Atasi Learning Loss dengan Flipped Classroom

Oleh :
Esti Nawang Mawarti
Penulis adalah guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Klaten, Jawa Tengah

Selama masa pandemi Covid-19, tepatnya sejak 16 Maret 2020 pembelajaran dilakukan secara online atau daring. Dari hasil pengamatan, banyak liku- liku perjuangan pada pembelajaran daring, baik dari peserta didik, guru maupun orang tua bahkan masyarakat.

Beberapa media yang digunakan dalam pembelajaran daring adalah WhatsApp, Google Classroom, Video pembelajaran, zoom meet ataupun google meet. Pembelajaran daring memiliki kelebihan, di antaranya peserta didik dapat mengamati berbagai kemajuan teknologi, dapat belajar di mana saja dan kapan saja, dapat berinovasi dengan berbagai media, dapat belajar mandiri dengan berbagai media seperti web, blog, YouTube, PDF dan lainnya. Namun demikian pembelajaran daring juga memiliki kelemahan, seperti ada peserta didik yang belum memiliki handphone yang sesuai untuk pembelajaran daring, kurangnya kecepatan internet untuk belajar, kurangnya pengawasan terhadap peserta didik, dan masih terdapat kendala pada pembelajaran praktik. Kondisi tersebut menyebabkan learning loss, yaitu hilangnya kesempatan belajar secara efektif bagi peserta didik di sekolah yang berakibat penurunan penguasaan kompetensi.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim menyebut, PTM memang harus dilakukan agar anak tak mengalami learning loss akibat pandemi yang mengharuskan mereka berdiam di rumah.

SMA N 2 Klaten melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) dimulai tanggal 06 September 2021 sampai dengan 17 September 2021. Peserta PTMT adalah peserta didik yang diizinkan oleh orang tuanya dan dalam keadaan sehat. Peserta PTMT sebanyak 300 peserta didik mencakup 10 rombel kelas X dan 10 rombel kelas XII, tiap kelas rata-rata diisi 15 peserta didik. Peserta didik yang lain mengikuti pembelajaran lewat daring dengan jadwal sama dengan jadwal PTMT. Semua peserta PTMT mendapatkan satu paket Peralatan Prokes, berupa masker, hand sanitizer dan face shield.

Pelaksanaan pembelajaran hanya 1 sesi yang terdiri atas 4 jam pelajaran dengan 1 jam pelajaran selama 30 menit tanpa istirahat dengan menerapkan protokol kesehatan yaitu wajib memakai masker, mencuci tangan dengan sabun pada air mematuhi protokol kesehatan, mengalir, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan. Pengukuran suhu dilaksanakan di sekolah pada saat datang dan waktu pulang.

Melihat kondisi Kabupaten Klaten yang semakin membaik dan dinyatakan termasuk wilayah PPKM level 2, mulai tanggal 04 Oktober 2021 SMA N 2 Klaten melanjutkan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). Ada sedikit perbedaan dengan periode 06 September 2021 sampai dengan 17 September 2021, penyelenggaraan PTMT yang dimulai tanggal 04 Oktober pada SMA N 2 Klaten dilaksanakan dengan kapasitas maksimal 50% .

Pelaksanaan pembelajaran terbagi dalam dua sesi dimana masing-masing sesi terdiri atas 4 jam pelajaran dengan 1 jam pelajaran selama 30 menit. Presensi peserta didik dilakukan pada pada saat hadir di sekolah dan saat sampai di rumah (pulang sekolah) dengan aplikasi SIMESI. Sebelum jam pelajaran pertama dimulai, wali kelas mengingatkan peserta didik kewalian untuk selalu mematuhi protokol kesehatan, melakukan presensi dan mendampingi menyanyikan lagu Indonesia Raya, berdoa dan menggelorakan visi SMA N 2 Klaten. Selanjutnya peserta didik melaksanakan kegiatan literasi selama 15 menit yang dipandu oleh guru pada jam pelajaran pertama.

Pada awal PTMT, penulis melaksanakan pembelajaran matematika dengan langkah- langkah sebagai berikut: guru dan peserta didik saling memberi salam, guru mengecek kehadiran peserta didik dan memastikan peserta didik dalam keadaan sehat serta mematuhi protokol kesehatan, guru menyampaikan judul materi dan tujuan pembelajaran, guru memberikan apersepsi dengan tanya jawab, guru menggunakan media ppt untuk menyampaikan materi dengan tanya jawab dan ceramah, peserta didik menyelesaikan soal pada LKPD dengan diskusi kelompok (1 kelompok terdiri dari 2 orang) kemudian mengumpulkan hasil diskusi dan membuat kesimpulan, guru memberikan tugas dan menyampaikan kegiatan untuk pertemuan yang akan datang dan meminta 1 peserta didik untuk memimpin doa penutup serta guru dan peserta didik saling memberi salam penutup.

Pada pertemuan berikutnya hasil diskusi akan dipresentasikan oleh peserta didik. Terlihat peserta didik begitu bersemangat baik dalam mengikuti pembelajaran maupun mempresentasikan hasil diskusi. PTMT telah mengobati rindu mereka akan pembelajaran bersama teman dan gurunya secara langsung.

Pada saat evaluasi PTMT yang diselenggarakan setelah jam pembelajaran usai, Kepala Sekolah mengingatkan bapak ibu guru bahwa PTMT bertujuan mengatasi learning loss akibat pandemi pelaksanaan pembelajaran harus betul-betul efektif. Dengan memberikan materi sebelum hari terlaksananya pembelajaran, peserta didik bisa mempelajari materi terlebih dahulu sehingga waktu belajar di sekolah bisa dimanfaatkan untuk memperbanyak latihan soal.

Mendengar apa yang disampaikan Kepala Sekolah, penulis tertarik untuk melaksanakannya. Namun penulis belum tahu model pembelajaran apa yang bisa digunakan untuk mewujudkannya. Hingga akhirnya Sekolah mengadakan

Workshop Peningkatan Kompetensi GTK SMA N 2 Klaten Dalam LMS Simesi dan Google Workspace serta Penguatan PTMT EFINA Menuju Digitalisasi Sekolah Penggerak SMADA Klaten Yang Cerdas dan Berkarakter.

Workshop tersebut diselenggarakan pada tanggal 21, 22, 27 dan 28 Oktober 2021. Pada kegiatan Workshop disampaikan tentang model pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran Flipped Classroom.

Pembelajaran Flipped Classroom.

Pada model pembelajaran Flipped Classroom (pembelajaran terbalik), materi diberikan sebelum proses pembelajaran sehingga ketika proses kegiatan pembelajaran peserta didik fokus untuk diskusi materi atau masalah yang belum dipahami terkait materi yang telah dipelajari peserta didik ataupun mengerjakan soal.

Penulis berpendapat bahwa model Flipped Classroom akan membantu mengatasi learning loss dan mengefektifkan waktu belajar di sekolah pada mata pelajaran matematika. Pada PTMT, jam pembelajaran matematika di kelas XII yang biasanya 4 jam per minggu sekarang menjadi 2 jam per minggu. Selain itu dengan Flipped Classroom juga dapat membiasakan peserta didik untuk belajar mandiri dengan berbagai media seperti YouTube, PDF dan lainnya seperti pada waktu pembelajaran daring.

Penulis menerapkan model Flipped Classroom untuk pembelajaran matematika wajib di kelas XII IPA 4, 5, 6 pada hari dengan materi Sudut antara garis dengan bidang. Materi disajikan dalam bentuk video pembelajaran dan power point dan dishare di Google Classroom, sebelum hari pelaksanaan pembelajaran.

Dengan model Flipped Classroom peserta didik menjadi lebih aktif, lebih mandiri dan bertanggung jawab. Meskipun demikian masih ada sebagian kecil dari peserta didik yang masih harus menyesuaikan diri (belum mempelajari materi di rumah). Ini tentunya tugas penulis sebagai pendidik untuk memberi motivasi dan memberi rangsangan agar yang sebagian kecil itu segera bisa menyesuaikan diri. Penulis optimis model pembelajaran Flipped Classroom bisa mengatasi learning loss akibat pandemi pada PTMT Sudut antara garis dengan bidang.

Dari proses pembelajaran, hasil refleksi, hasil tes dan hasil survey, penulis bisa mengambil kesimpulan bahwa dengan model Flipped Classroom, peserta didik lebih mandiri, lebih aktif dan lebih bertanggung jawab. Model pembelajaran Flipped Classroom sangat efektif diterapkan dalam proses pembelajaran, baik pada PTMT maupun pada PTM. Semoga.

———- *** ———-

Tags: