Bekas Kebakaran Hutan di Lereng Arjuno Potensi Sebabkan Banjir

Warga Dusun Junggo Desa Tulungrejo melihat masih adanya titik- titik hutan yang gundul yang bisa menimbulkan banjir bandang saat hujan deras. [ist]

Kota Batu, Bhirawa
Tingginya intensitas hujan yang masih terjadi saat ini, masih menimbulkan potensi banjir bandang di wilayah Desa Bulukerto, Tulungrejo, dan sekitarnya. Apalagi warga masih menemukan titik- titik hutan di lereng Gunung Arjuno yang masih gundul akibat kebakaran hutan 4 tahun lalu. Kini titik itu mendesak untuk segera direboisasi untuk mencegah longsor dan banjir bandang susulan.
Titik- titik hutan yang masih gundul akibat kebakaran hutan ini ditemukan oleh warga dari Dusun Junggo, Desa Tulungrejo Kota Batu yang berprofesi sebagai pemandu pendakian Gunung Arjuno. Mereka menemukan titik ini ketika tengah melakukan perbaikan pipa air menuju Pura Luhur Giri Arjuno yang ikut rusak akibat banjir bandang yang terjadi 4 November lalu.
“Titik ini harus segera direboisasi karena bisa menmbulkan potensi banjir bandang lagi saat turun hujan yang sangat deras,”ujar salah satu warga Dusun Junggo yang menjadi pemandu pendakian Gunung Arjuna, Suprapto, Kamis (2/12).
Ia menjelaskan bahwa titik- titik hutan yang gundul ini berada di kemiringan tanah yang curam. Dan di tanah yang ada atasnya masih tumbuh pemohonan hutan yang cukup rindang. Hal ini membuat titik hutan gundul ini menjadi tak terlihat jika ada petugas yang melakukan pemantauan dari atas atau menggunakan pesawat terbang.
Untuk mencegah terjadinya banjir bandang di waktu mendatang, lereng Gunung Arjuno titik yang menjadi bekas kebakaran hutan 4 tahun yang lalu harus dilakukan reboisasi. Karena jika tidak segera ditanami pohon kembali maka sangat membahayakan.
“Selain itu kondisi tanahnya juga berbatu dan memiliki kemiringan sangat curam. Ini terbukti setelah terbakar tidak segera tumbuh kayu kembali. Kalau bisa jenis pohon kayu yang ditanam di sana pohon kayu eprek atau kayu bulu yang kuat menyerap air,”jelas Suprapto.
Pria yang sudah 15 tahun menjadi pemandu pendakian Gunung Arjuno ini menyarankan, sebenarnya penanaman pohon kayu harus dilakukan saat musim hujan seperti saat ini. Namun bila bila dilakukan pendakian gunung di musim hujan, petirnya juga akan membahayakan keselamatan manusia.
Saat ini hujan deras yang terus menerus mengakibatkan tanah di Gunung Arjuno menjadi jenuh dan tidak bisa menyerap air dengan optimal. Hal inilah yan mengakibatkan banjir bandang yang terjadi di Kota Batu Kamis (4/11) lalu.
Ia menduga bahwa potensi longsor dan banjir bandang saat hujan deras itu berada di bagian rumput gebut. Titik ini bisa dicapai dengan melakukan 30 menit perjalanan dari puncak Gunung Arjuno.
Saat ini jalur pendakian yang dari Desa Sumbergondo sudah tertutup rumput. “Namun saat kita melakukan perjalanan untuk memperbaiki pipa air air yang rusak, masih terlihat bekas banjir aliran airnya dengan intensitas sangat besar sekali. Terlihat bekas aliran air itu menyeret kayu-kayu besar yang dilewati hingga sampai di Desa Bulukerto saat banjir bandang awal November lalu,” tambah Suprapto.
Iapun menyatakan kesediaannya untuk mengantarkan siapa saja yang ingin meninjau lokasi tersebut. Dengan perkiraan waktu tempuh antara 3 hingga 4 jam perjalanan. “Melihat longsoran yang terjadi ada kemungkinan di atasnya memang masih ada bendung alam, kalau mau menelusuri terus ke atas,”tandasnya. [nas]

Tags: