Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati Pimpin Langsung Penanganan Wabah PMK

Bupati Ikfina didampingi Kapolres AKBP. Apip Ginanjar saat meninjau strerilisasi pasar hewan Ngrame.

Pemkab Mojokerto, Bhirawa
Gerak cepat yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Mojokerto dalam berupaya meningkatkan kesembuhan hewan ternak sapi dari wabah PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang melanda wilayah Kabupaten Mojokerto terus menerus dilakukan.

Pihak Pemkab Mojokerto melakukan sterilisasi pasar hewan dan Rumah Potong Hewan. Namun juga menyuntikan obat maupun membersihkan lingkungan kandang.

Sebagaimana saat proses sterilisasi pasar hewan di Desa Ngrame Kecamatan Pungging Kabupaten Mojokerto, Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati didampingi Kapolres Mojokerto, AKBP Apip Ginanjar melakukan peninjauan langsung proses sterilisasi ini, Rabu (11/5).

Dalam keterangannya Bupati Ikfina mengatakan, dalam mengantisipasi lonjakan penularan PMK pada hewan ternak sapi, Pemerintah Kabupaten Mojokerto melalui Dinas Pertanian (Disperta) melakukan gerak cepat dalam mengantisipasi penularan terhadap hewan ternak sapi yang ada di wilayah Kabupaten Mojokerto.

“Kita berusaha keras untuk mengerem proses penularan ini sambil juga segera kita melakukan indentifikasi pemetaan dari semua kelompok ternak yang ada di Kabupaten Mojokerto, karena penyakit ini punya masa inkubasi sampai dua minggu,” tuturnya.

Mengingat hasil temuan kasus PMK yang ada di wilayah Kabupaten Mojokerto, terhitung sejak tanggal 3 Mei 2022, hingga tanggal 10 mei kemarin cukup lumayan, yakni sebanyak 622 kasus. Dengan rincian 607 terjadi pada sapi potong. Sedangkan 15 kasus lainnya pada sapi perah.

Untuk itu pemerintah Kabupaten Mojokerto terus memantau perkembangan hewan sapi ternak yang terkena PMK selama masa inkubasi. Sebenarnya, selama masa inkubasi, sapi yang terjangkit PMK bisa sembuh dengan sendirinya.

“Namun kita akan lakukan tindakan cepat terhadap sapi-sapi yang tertular, supaya mempercepat proses penyembuhan. Jadi kalau yang terinfeksi, langsung mendapatkan penanganan, dengan disuntik obat, dan diberi vitamin, kondisinya akan lebih baik. , karena penyakit ini memiliki serotif mortalitas yang rendah, sehingga kematian masih tergolong minim, dibandingkan jumlah populasi sapi yang terinfeksi, Jelas Ikfina. (min.gat)

Tags: