Bupati Ponorogo Intensifkan Startegi Pertanian

Ponorogo, Bhirawa.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko bergerak untuk menuntaskan permasalahan pertanian mulai dari masa pra tanam, masa tanam, sampai paska tanam untuk meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan petani di Ponorogo,.

Kali ini komoditas kacang tanah yang menjadi sasarannya. Dua hal yang menjadi perhatian utamanya adalah kepastian ketersediaan pupuk dan jaminan terserapnya kacang tanah dengan harga bagus ketika musim panen tiba.

“Dari tahun ke tahun ketika panen petani kesulitan pupuk, ketika panen murah. Saya ingin petani tangguh, ketika panen harga tidak murah,” ungkap Sugiri Sancoko ketika ditemui usai melakukan panen kacang tanah di area persawahan Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, Senin (3/01).

Terkait pupuk, kata Sugiri Sancoko, Pemkab Ponorogo akan menjalin kerja sama dengan pabrik pupuk untuk menjamin ketersediaan pupuk bagi petani selama masa tanam. Kemudian untuk memastikan distribusinya bisa merata, ia akan mendorong Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi bagian dari distributor.

“Kami akan dorong BUMDes boleh menjadi distributor khusus, biar pupuk ada di desa masing-masing,” ujar Sugiri Sancoko.

Sementara itu, terkait dengan jaminan terserapnya kacang tanah dengan harga bagus, Pemkab Ponorogo akan menjalin kemitraan dengan Garuda Food. “Kami mengundang Garuda Food menjadi off taker kacang tanah, agar petani tidak bingung lagi menjualnya. Petani tidak dipermainkan oleh tengkulak, harganya biar tidak jatuh,” ujar Sugiri Sancoko.

Untuk menyempurnakan itu semua, Sugiri Sancoko akan menggandeng badan usaha keuangan untuk membantu permodalan petani dalam produksi. Juga perusahaan asuransi pertanian akan dilibatkan untuk melindungi petani dari gagal panen.

Dengan semua upaya ini, Sugiri Sancoko ingin petani kacang tanah bisa berdaya di setiap tahapan produksi. “Nanti kita buat koloni untuk kontrak plus – plus. Ada off taker, pabrik pupuk, pemodal atau KUR, asuransi gagal panen, dan pemerintah sebagai pengikatnya,” lanjutnya.

Terkait dengan pemilihan kacang tanah untuk dikembangkan, Sugiri Sancoko menilai komoditas ini diyakini lebih menguntungkan bagi petani.

“Karena komoditas kacang ini ketika menanam 1 hektare, hasilnya lebih banyak, pupuknya lebih sedikit, harga per kilonya lebih mahal. Maka akan ada nilai tambah bagi petani,” terangnya. [yas.gat]

Tags: