Camat Wiyung Redam Aksi Penolakan Proyek Box Culvert

Camat Wiyung Ahmad Zaini melakukan mediasi bersama warga RW V Kelurahan Babatan dengan pelaksana proyek terkait aksi penolakan pembangunan proyek box culvert, Senin (24/7) kemarin. [Gegeh Bagus Setiadi/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Aksi protes dan penolakan warga Babatan Wiyung terkait pembangunan proyek box culvert untuk jalan kembar berhasil diredam Camat Wiyung Ahmad Zaini, Senin (24/7) kemarin. Menurut dia, gesekan antara warga dengan pelaksana proyek hanya miss komunikasi.
“Awalnya proyek tersebut tidak ada komunikasi saja. Sudah bisa diredam kok , dengan mediasi. Aksi penolakan tadi hanya miss komunikasi saja,” kata Zaini saat usia melakukan mediasi bersama warga dan pelaksana proyek kemarin.
Menurut Mantan Camat Tambaksari, kesepakatan antara kedua belah pihak bahwa sudah dibuatkan jalan alternatif untuk dilewati warga. “Jadi sekarang (kemarin, red) sudah bisa dilewati kembali,” tuturnya.
Sebelumnya, warga RW V Kelurahan Babatan Kecamatan Wiyung melakukan aksi penolakan dengan membawa poster di lokasi proyek. Beberapa hal dilakukan warga melakukan aksi penolakan proyek tersebut.
Koordinator lapangan sekaligus warga RT 4, Warsito mengutarakan bahwa yang membuat warga keberatan adalah pembangunan sudetan di lokasi proyek. Sudetan saluran di jalur box culvert tersebut disambungkan saluran ke kampung mereka dan bermuara di bozem belakang kampung.
“Warga RW V ini pada dasarnya mendukung adanya pembangunan jalan kembar wiyung. Namun masalahnya adalah pembangunan sudetan ini,” kata Warsito.
Menurut dia, sudetan ini akan menjadi beban kampung dan warga akan terkena dampak adanya sudetan. Sebab selama ini saluran di kampung sudah rusak dan sering terjadi banjir di lima RT kampung RW V, yang terparah di RT 1 dan RT 2.
“Belum ada sudetan dari saluran jalan kembar saja, kampung kami sudah banjir. Sampai 20 sentimeter setiap musim hujan. Posisi kampung kami ini lebih rendah dari badan jalan,” ucapnya.
Warga setempat mengaku sudah beberapa kali mengajukan perbaikan plengsengan saluran kampung. Namun hingga sampai saat ini belum ada tindak lanjut. Sebaliknya justru beban saluran akan ditambah dengan sudetan dari jalan kembar.
Kondisinya saat ini sudetan sudah dalam proses pembangunan. Tepatnya penggalian dengan alat berat untuk sudetan ini dilakukan sejak kemarin.
“Pembangunan sudetan ini pun tanpa ada izin ke warga. Ini sangat membuat kami kecewa. Itu artinya keluhan kami tidak digubris untuk perbaikan plengsengan,” tegasnya. (geh)

Tags: