Cegah Sampah, Siswa SMPN 6 Surabaya Ciptakan Pembalut yang Bisa Dicuci

Fidy Eka Soewandhy dengan produk pembalut ciptaanya dari kain perca yang bisa digunakan berkali-kali.

Surabaya, Bhirawa
Pembalut bagi wanita yang sudah haid merupakan barang yang sangat penting. Sebab seluruh wanita akan menggunakannya selama masa haid. Jika tidak ditangani dengan baik maka sampah bekas pembalut akan menjadi masalah besar. Itulah sebabnya mengapa perlu inovasi pembalut yang bisa digunakan berkali – kali namun tetap aman bagi kesehatan kaum hawa.
Selama masa pandemi, semua siswa di Jatim maupun Indonesia wajib belajar dirumah secara daring. Momen inilah yang dimanfaatkan para siswa kreatif untuk membuat karya yang bisa berguna bagi masyarakat ataupun lingkungan.
Jika beberapa siswa mengaku jenuh dengan sistem belajar secara daring, namun bagi Fildza Ghassani Andias justru merasa memiliki waktu banyak untuk mengembangkan kreativitasnya dengan menciptakan pembalut dari kain perca. Pembalut ciptaanya itu tergolong istimewa karena bisa dicuci dan dipakai lagi.
Saat ditemui dirumahnya di Bratang Gede, putri pasangan dari fidy Eka Soewandhy-Hendarti Cahyaningtyas menjelaskan, ide pembuatan pembalut dari kain perca itu tercetus saat ia melihat banyak sisa kain dirumahnya, sebab orangtuanya juga memiliki usaha menjahit. ”Dari situlah tercetus ide untuk membuat pembalut dari kain perca,” kata Fildza.
Lebih lanjut, gadis cilik berhijab itu mengatakan, selama ini ia melihat kaum wanita membeli pembalut yang sekali pakai sehingga mengakibatkan banyaknya sampah pembalut bekas.
Untuk mengurangi sampah pembalut bekas, ia mulai mencoba membuat pembalut yang bisa dikenakan berkali-kali dengan harga yang terjangkau dan dibuat dari bahan yang mudah didapat. ”Kemudian saya buat pembalut dengan menggunakan bahan kain perca dan handuk mikrofiber yang memilki daya serap cukup tinggi dan tidak mengakibatkan kebocoran saat digunakan,” kata siswa SMPN 6 Surabaya itu.
Setelah pembalut ciptaanya itu jadi, ia mengaku sudah berkonsultasi dengan dokter terkait produknya. ”Kata bu dokter itu pembalut ciptaan saya aman,” katanya.
Kemudian ia mulai memproduksi pembalutnya dan kini sudah ada beberapa yang terjual. ”Harga satu pembalutnya Rp20 ribu. Untuk menjaga kebersihan, pembalut ini harus dicuci dan dijemur setelah digunakan. Dan pembalut ini bisa digunakan hingga tiga tahun,” katanya.
Untuk menarik minat pembeli, ia juga mendesain pembalut itu dengan menggabungkan beberapa corak kain perca sehingga semakin menarik. ”Produk pembalut ini saya kasih merk Dreizehn,” kata gadis cilik kelahiran Surabaya,15 Juni 2008 itu.
Ia juga mengikut sertakan pembalut ciptannya di lomba Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2021. Jika pembaca ingin mengetahui karya dari Fildza Ghassani Andias bisa klik di https://youtu.be/xvL4ECyxN-8. [wwn]

Tags: