Curah Hujan Tinggi, Petani Jombang Keluhkan Tanaman Cabai Rusak

Petani cabai di Jombang mengeluhkan tanaman cabainya yang rusak akibat curah hujan yang tinggi, Kamis (24/01).
[Arif Yulianto/ Bhirawa]

Jombang, Bhirawa
Curah hujan tinggi yang mulai terjadi sejak awal Januari 2019 ini membawa dampak kepada sektor pertanian yang ada di Kabupaten Jombang. Para petani cabai di Jombang mengeluhkan tanamannya rusak akibat hujan deras .
Kondisi ini diungkapkan salah satu oetani cabe , Srinik (57), asal Desa Kendalsari, Kecamatan Sumobito.
Srinik yang memiliki lahan satu hektar mengaku tananaman cabainya banyak yang mengalami kerusakan akibat curah hujan yang tinggi belakangan ini. Menurutnya, kerusakan tanaman cabai mencapai 40 persen.
“Ya kalau kita lihat, ya 40 persen rusak,” ujar Srinik saat diwawancarai sejumlah wartawan di sawahnya, Kamis siang (24/01).
Rusaknya tanaman cabai ini terlihat pada fisik cabai yang mulai layu dan terlihat pucat bercampur bintik-bintik hitam. Kondisi cuaca yang dinilai Srinik sangat mengancam tanaman cabainya ini, memaksanya untuk memanen tanamannya lebih awal.
“Daripada busuk, kita paksa panen dulu. Seharusnya masih bulan depan. Ini baru berumur lima bulan dari awal tanam,” katanya.
Cabai yang dipanen lebih awal ini berdampak pada anjloknya harga cabai di petani. Untuk cabai petik merah, cabai Srinik dihargai 11 ribu rupiah perkilogram dan cabai petik hijau dihargai tujuh ribu rupiah perkilogram.
“Harganya turun drastis. Kalau dulu awal-awal 22 ribu, terus turun lagi Rp 12 ribu. Hingga sekarang dari petani harganya Rp 11 ribu. Lah yang hijau ini dihargai tujuh ribu,” terangnya.
Dengan kondisi tersebut, Srinik mengaku merugi. Untuk biaya tanam cabe seluas satu hektar terdiri dari empat petak ia mengeluarkan biaya 10 juta rupiah. Sementara dari hasil panennya, setiap petak hanya mendapat 60 kilogram cabai dengan harga 660.000 rupiah.
“Dalam satu hektar ini kan terbagi empat petak. Satu petak ini kita hanya bisa dapat 60 kilogram, rugi mas. Ini saja sudah merugi 10 juta,” tutur Srinik.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Kasemi (60) petani cabai asal Desa Marmoyo, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang. Kasemi mengaku memanen tanaman cabainya lebih awal karena telah memasuki musim penghujan. Akibatnya, cabai yang dipanen mengalami penurunan harga.
“Harga cabai merah kemarin dihargai sembilan ribu (per kilogram). Kalau yang hijau tujuh ribu,” tutupnya.(rif)

Tags: