Dari Pelaksanaan Pilkades Desa Sumberejo, Besuki, Situbondo

Pasangan suami isteri Hasanudin dan Siti Fatimah sama-sama maju menjadi calon kades Sumberejo Kecamatan Besuki Kabupaten Situbondo. [sawawi]

Tidak Ada Calon yang Maju, Kades Petahana Tanding dengan Istri Sendiri
Kabupaten Situbondo, Bhirawa
Pelaksanaan pilkades serentak pada 6 Oktober 2022 lalu berjalan lancar aman dan kondusif. Dari 17 desa di 14 kecamatan yang menggelar pesta demokrasi di tingkat bawah itu, ada salah satu desa yang hanya diikuti dua calon. Uniknya, kedua calon itu pasangan suami isteri (pasutri).
Pagi itu, suasana Desa Sumberejo, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, seperti biasa sedikit mendung. Maklum, belakangan ini sebagian titik wilayah Situbondo kerap diterpa hujan. Sejak pertama masuk di salah satu TPS, suasana pilkades mulai ramai.
Sejumlah warga sudah mulai menggunakan hak pilihnya, mencoblos salah satu dari dua calon kepala desa (cakades). Yakni Hasanudin, cakades petahana dan Siti Fatimah, istri Hasanudin sendiri. “Ya calon kadesnya hanya dua,” ujar salah satu warga, Yanto.
Masih kata Yanto, pelaksanaan pilkades serentak yang digelar DPMD Kabupaten Situbondo di ikuti 17 desa di 14 kecamatan. Salah satu desa hanya diikuti oleh pasangan suami istri sepakat bersaing dengan sehat untuk berebut menduduki kursi jabatan sebagai Kepala desa. Dia adalah Siti Fatimah dan Hasanuddin, warga Desa Sumberejo, Kecamatan Besuki. “Ya ini pilkades yang unik. Calonnya hanya di ikuti pasangan suami isteri,” terang Yanto.
Sementara itu Sekretaris Panitia Pilkades Desa Sumberejo, Ridwan mengatakan, sejak pendaftaran bakal calon kepala desa di buka, Hasanuddin mencalonkan diri sebagai kepala desa. Dia juga menjabat sebagai kades, tertarik untuk mencalonkan kembali. Kemudian disusul oleh istrinya, Siti Fatimah, setelah beberapa hari suaminya terdaftar sebagai calon kepala desa. “Hasanuddin ini sebelumnya sudah menjadi kades. Saat ini dia kembali mendaftar sebagai bakal calon kades Sumberejo,” ujar Ridwan.
Menurut Ridwan, menjelang masa penutupan pendaftaran calon kepala desa belum ada tambahan pendaftar yang baru. Sampai panitia menutup masa pendaftaran, hanya ada dua calon yang resmi mendaftar. “Ya kami juga merasa heran. Baru kali ini tidak ada warga lain yang mendaftar sebagai kades Sumberejo. Padahal informasi terkait pilkades sudah kami sampaikan, jauh jauh hari sebelumnya,” ucap Ridwan.
Ridwan menyebutkan, untuk menarik perhatian warga, pihaknya sudah memasang sejumlah pengumuman pendaftaran pilkades. Bahkan, melalui banner dan sosialisasi ke seluruh dusun di desa Sumberejo, juga intensif ia lakukan bersama elemen panitia yang lain. “Ya benar, kami sudah memasang beberapa baner pendaftaran, tahapan-tahapan pencalonan pilkades sudah terpampang jauh sebelum pendaftaran calon kades dilaksanakan. Namun tidak ada yang mendaftar, selain pasutri tersebut,” ungkap RIdwan.
Dia mengaku, pendaftaran kepala desa yang hanya diikuti oleh sepasang suami istri bukan yang pertama kali terjadi di Kota Santri Pancasila Situbondo. Bahkan, sudah ada beberapa desa lebih awal melaksanakan pilkades, pesertanya hanya suami dan istrinya sendiri. “Ini bukan hal baru. di Desa Langkap, Desa Sumberanyar, Jatibanteng juga kabarnya ada seperti ni. Peserta cakadesnya hanya di ikuti suami istri,” tegas Ridwan.
Disisi lain, Seksi Aparatur Pemerintah Desa di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan (DPMD) Situbondo, Karel Ubaidillah mengatakan, tidak ada aturan yang melarang kalau calon kepala desa di ikuti oleh pasangan suami istri. Meski hanya dua peserta, pelaksanaan pilkades masih tetap dilaksanakan seperti biasa. “Ya tidak masalah kalau yang dihadapi istrinya sendiri atau suaminya sendiri sebagai calon kepala desa. Regulasi tidak melarang kok,” terang Karel.
Karel menambahkan, kasus serupa sering terjadi di Kabupaten Situbondo. Namun bukan karena warga kesulitan untuk mendaftar sebagai calon kepala desa. Ada kemungkinan karena faktor internal. “Mungkin juga butuh cost (uang) yang harus dikeluarkan. Atau, tidak ada figur lain di desa tersebut, sehinagga yang maju hanya pasangan suami isteri,” pungkas Karel.
Sementara itu, Hasanudin sejak awal sempat yakin akan ada pesaing baru dalam pemilihan kades Sumberejo. Namun karena tidak ada yang mendaftar, dirinya setuju jika isteri sendiri yang siap menjadi pesaing pilkades. Bagi Hasanudin, kejadian ini baru pertama kali ia alami sebab pada pilkades sebelumnya ada pendaftar lain yang ingin menjadi kades Sumberejo. “Ya kami setuju kalau isteri yang akhirnya maju menjadi pesaing pilkades,” tuturnya. [sawawi]

Tags: