Dua Dosen Komunikasi Untag Presentasikan Hasil Riset di Seminar Internasional

Dosen prodi Ilmu Komunikasi Fakultas FISIP Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Wahyu Kuncoro, ST. M.Medkom saat menjadi presenter dalam seminar Internasional The 2nd International Conference on Communication Science (ICCS), di Lombok NTBm 20 – 21 Juli 2022.

Lombok, Bhirawa
Dua dosen prodi Ilmu Komunikasi Fakultas FISIP Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Dr Merry Frida Tri Palupi dan Wahyu Kuncoro, ST. M.Medkom mendapat kesempatan menjadi presenter dalam seminar Internasional The 2nd International Conference on Communication Science (ICCS).

Dalam seminar internasional yang digelar 20 – 21 Juli 2022 di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut, Merry memaparkan hasil riset yang berjudul Exploitation of Disability Athlete’s Grief (Theo Van Leeuwen’s Critical Discourse Analysis on Detik.Com).

Dengan menggunakan analisis wacana Theo Van Leeuwen, Merry melihat adanya wacana eksploitasi menjual kesedihan atlit disabilitas (Halil). “Berita-berita dengan human interest yang menceritakan perjalanan hidup seseorang “from zero to hero” memang disukai khalayak,” jelas Merry.

Dosen prodi Ilmu Komunikasi Fakultas FISIP Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Dr Merry Frida Tri Palupi saat menjadi presenter dalam seminar Internasional The 2nd International Conference on Communication Science (ICCS), di Lombok NTBm 20 – 21 Juli 2022.

Menurut Merry, wartawan cenderung memposisikan atlet disabilitas seperti orang normal, padahal yang dibutuhkan adalah penerimaan mereka sesuai dengan kapabilitasnya tanpa menjual kesedihannya.

Dalam kesempatan yang sama, Wahyu Kuncoro juga mendapatkan kesempatan untuk menyajikan hasil risetnya yang berjudul Bhirawa Editorial Management Facing Era of Media Convergence.

Di hadapan para peneliti dan dosen komunikasi se Indonesia tersebut Wahyu, menjelaskan bagaimana koran Bhirawa merespon isu konvergensi media dengan hati-hati. Segmentasi unik Bhirawa yang menyasar pembaca kalangan Aparat Sipil Negara (ASN) membuatnya lebih mempertimbangkan kebutuhan pembaca dalam melakukan digitalisasi media. Salah satu upaya Bhirawa dalam menjaga pangsa pasarnya adalah dengan memperdalam dan menguatkan isu-isu birokrasi dan pemerintahan dalam pemberitaan.
“Kebijakan redaksional yang diambil adalah, ketika ada isu terkait birokrasi maka berita di Bhirawa harus yang paling dalam dan lengkap,” jelas Wahyu menjelaskan hasil temuannya.

Dikonfirmasi terpisah, Kaprodi Ilmu Komunikasi Fisip Untag Surabaya Moh Insan Romadhon, SIkom, M,Medkom mendukung kedua dosennya dalam kegiatan seminar Internasional tersebut. Menurut Insan, kampus akan senantiasi berusaha memfasilitasi setiap dosennya dalam melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi.
“Dosen selalu didorong untuk tidak sekadar mengajar di kelas tetapi juga harus melakukan penelitian dan pengabdian masyarakat,” tegas Insan.

Pelaksanaan seminar internasional juga berbarengan dengan penyelenggaraan Konggres Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (Aspikom). Selain berisi diskusi dan seminar juga diselenggarakan coaching clinic penulisan jurnal yang menghadirkan narasumber penulisan jurnal yang menghadirkan narasumber Assoc Prof. Zulhamri A (Universiti Putra Malaysia) dan
Dr Filosa Gita Sukmono (Editor-in-Chief Jurnal ASPIKOM and Jurnal Komunikator ). [why]

Tags: