Gempa Bumi Kedua di Malang dan Blitar, Ratusan Rumah Rusak, Warga Makin Trauma

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa didampingi Bupati Blitar, Rini Syarifah saat melakukan pengecekan langsung korban gempa bumi di Kabupaten Blitar, Sabtu (22/5) dan rumah warga di wilayah Desa Sumbertangkil, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang rusak akibat gempa bumi. [hartono/cahyono]

Kab Malang, Bhirawa
Dari hasil assesment atau pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, pasca gempa bumi di kabupaten setempat yang berkekuatan 5,9 Skala Richter (SR), pada Jumat (21/5) malam, telah tercatat ratusan rumah warga yang tersebar di 14 kecamatan mengalami kerusakan, baik itu ringan, sedang maupun berat. Kondisi ini juga membuat warga semakin trauma.
Sekretaris BPBD Kabupaten Malang Bagyo Setiono, mengatakan, akibat gempa bumi yang berkekuatan 5,9 SR pada Jumat (21/5), telah merusakan rumah warga totalnya mencapai 400 unit rumah, termasuk 13 unit bangunan fasilitas kesehatan (faskes) rusak, 3 rumah ibadah rusak, dan fasilitas umum (fasum) lainnya 2 unit.
“Kerusakan bangunan rumah, fakes, tempat ibadah, dan fasum itu, tersebar di 14 kecamatan dari 33 kecamatan. Dan pihaknya hingga kini masih melakukan assesment, karena kemungkinan bertambah rumah warga yang mengalami kerusakan pasca gempa bumi tersebut,” ujarnya, Minggu (23/5).
Gempa bumi yang terjadi kedua kali di Kabupaten Malang ini, tegas Bagyo, BPBD tidak memberikan status tanggap darurat. Sedangkan Kabupaten Malang diguncang gempa bumi yang pertama dengan berkekuatan 6,1 SR, pada Sabtu (10/4) lalu, hal ini telah merusakan ribuan rumah warga dan korban jiwa, yang saat ini masih dalam pemulihan.
Namun, gempa bumi yang kemarin telah merusakan ratusan rumah warga dan satu orang mengalami luka-luka. Dan hingga saat ini, BPBD juga masih terus melakukan upaya penanganan pasca terjadinya gempa tersebut.
Dalam penanganan gempa bumi tersebut, kata dia, BPBD melakukan koordinasi lintas sektor untuk melakukan pendataan awali untuk korban terdampak. Sedangkan BPBD juga mengirimkan Tim Reaksi Cepat (TRC) dan relawan untuk melakukan assesment, serta membentuk tim gabungan BPBD, TNI/Polri, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis beserta sejumlah relawan ke lokasi terdampak gempa, yakni untuk melakukan penanganan darurat bencana,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Bagyo, pihaknya juga mendirikan posko tanggap darurat bencana. Sehingga tetap masuk pada kondisi keadaan darurat bencana di transisi darurat ke pemulihan. Pasca gempa bumi di Kabupaten Malang yang pertama, masih dalam taraf pemulihan dan Pemkab Malang sampai saat ini juga masih membangun rumah warga yang mengalami kerusakan.
Dan belum selesai trauma masyarakat atas kejadian gempa bumi yang pertama, Kabupaten Malang kembali diguncang gempa bumi. “Meski guncangan gempa bumi kedua tidak seperti gempa pertama, tapi telah menambah trauma masyarakat Kabupaten Malang, terutama masyarakat Malang Selatan, yang memang dekat dengan pesisir Pantai Selatan,” ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Desa (Kades) Tamansari, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang Joko Widodo mengatakan, guncangan gempa bumi kedua di Kabupaten Malang, pada Jumat (21/5) malam, di tempatnya sangat terasa sekali.
Sehingga warga saya saat terjadi gempa langsung berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri, termasuk dirinya dan keluarga. “Meski terjadi gempa bumi, namun kondisi bangunan rumah warga di desanya aman,” tuturnya.cyn
Sementara itu, gempa juga membuat rumah dan beberapa fasilitas di Blitar rusak, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa langsung datangi korban gempa di Kabupaten Blitar, Sabtu (22/5).
Gubernur Jatim Khofifah didampingi Bupati Blitar, Rini Syarifah selain melakukan pengecekan langsung ke beberapa titik kerusakan yang diguncang gempa bumi, juga berikan bantuan langsung kepada warga.
“Kami menghimbau dan meminta masyarakat selalu siaga dan waspada terhadap segala potensi bencana alam. Apalagi wilayah pesisir Jatim masuk area ring of fire maka segala upaya seperti mitigasi kebencanaan harus dipersiapkan agar tidak sampai menimbulkan masalah baru,” kata Gubernur Khofifah saat berkunjung dan membagikan sembako kepada korban gempa bumi di Desa Boro Kecamatan Selorejo
Lanjut Gubernur Khofifah, pihaknya juga menyarankan kepada warga khusunya pesisir selatan secara bertahap mulai beralih ke kontruksi bangunan tahan gempa mengingat pesisir selatan sudah ditetapkan sebagai area ring of fire.
“Di samping itu, masyarakat juga dapat membentuk Kampung Siaga Bencana untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan supaya ada kewaspadaan dan kemandirian di wilayah yang berpotensi bencana,” ujarnya.
Ditambahkan Bupati Rini, berdasarkan laporan masuk dari BPBD Kabupaten Blitar sementara total keseluruhan bangunan rusak akibat bencana alam gempa bumi yang terjadi 21 Mei sebanyak 113 unit, dimana ada empat Kecamatan di Kabupaten Blitar dikategorikan paling terdampak cukup besar, yakni Kecamatan Panggungrejo dengan total kerusakan 28 bangunan, Kecamatan Kesamben ada 18 bangunan, Kecamatan Wates sebanyak 11 bangunan rusak dan Kecamatan Binangun ada 10 bangunan yang rusak.
“Untuk itu kami menghimbau kepada masyarakat Kabupaten Blitar tetap siaga dan waspada, serta saling gotong royong untuk saling membantu warga yang menjadi korban bencana gempa bumi di sekitar,” terang Bupati Rini. [cyn.htn]

Tags: