Gus Dur dan Bung Karno Pahlawan Inspirasi Khofifah

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama Wagub Emil Elestianto Dardak melhat foto para pahlawan yang bisa menjadi sumber inspirasi generasi masa kini.

Pahlawan Bisa Jadi Teladan Generasi Muda
Pemprov, Bhirawa
Momentum peringatan Hari Pahlawan memiliki pelajaran penting tentang hakikat perjuangan. Daya juang para pahlawan sudah semestinya menjadi teladan yang menginspirasi generasi masa kini. Seperti Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang menjadikan Ir Soekarno dan KH Abdurrahman Wahid sebagai pahlawan inspirasinya.
Menurut Khofifah, kedua pahlawan tersebut memiliki sosok yang dapat dijadikan refrensi sebagai teladan. Gus Dur, memiliki karakter yang sangat unggul dalam pendekatan budaya dan komunikasi yang egaliter. Sementara Bung Karno, Presiden RI pertama itu memiliki karakter seorang pemimpin yang mampu memberi inspirasi bagi seluruh bangsa.
“Saya sangat dekat dengan Gus Dur, dalam pendekatan budaya dan komunikasi yang memungkinkan kita dapat membangun egalitarianisme. Tetapi karakter seorang pemimpin yang mampu memberi inspirasi bagi seluruh bangsa ini, di awal perjuangan Indonesia adalah Bung Karno,” tutur Khofifah usai menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Pahlawan di Monumen Tugu Pahlawan, Surabaya, Rabu (10/11).
Menurutnya, lanjut Khofifah, secara kultural dan spiritual sosok yang sangat kuat adalah Gus Dur. Sementara dari sisi nasionalisme dan kepemimpinan adalah Bung Karno.
Peringatan Hari Pahlawan tahun ini mengusung tema ‘Pahlawan Ku Inspirasi Ku’. Menurut Khofifah, tema tersebut adalah menanamkan jiwa kepahlawanan, keteguhan, ketangguhan, dan semangat berkorban dengan ikhlas. Itu refrensi penting karakter seorang pahlawan yang akan menjadi sumber inspirasi dalam praktik kehidupan sehari-hari.
“Kita perlu menyiapkan proses, karena penanaman jiwa kepahlawanan tidak bisa diserahkan secara alami pada ekosistem yang ada. Proses itu melalui desiminasi pendidikan formal maupun non formal dan lingkunganan keseharian kita. Sehingga ada proses identifikasi karakter pahlawan yang tidak mudah menyerah, tangguh, penuh jiwa pengorbanan,” tutur Khofifah.
Berikutnya, bagaimana sikap kepahlawanan itu menjadi inspirasi kehidupan di era kekinian. Karena satu era tertentu akan memiliki tantangan tertentu sesuai dengan zamannya. Dan di era digital ini, setuju atau tidak transformasi digital harus dilakukan pada banyak sektor.
“Misalnya ada penjelasan bahwa secara natural penyiapan vaksin merah putih yang diinisiasi Unair butuh waktu sampai 10 tahun. Ini tidak sampai dua tahun pra uji klinisnya selesai. Ini karena ada transformasi digital dan teknologi yang membantu di dalamnya,” tutur Khofifah.
Begitu juga dengan ITS, Khofifah mengaku bangga karena telah mempersembahkan Gesits, motor scoter berbasis listrik. Format seperti itulah yang menurutnya harus dipersembahkan untuk Indonesia dan Jatim. “Mari mencari refleksi sesuai dengan tantangan kekinian yang harus dijawab saat ini dengan meneladani,” tutur Khofifah.
Dalam peringatan Hari Pahlawan tersebut, Khofifah juga menyempatkan diri untuk menyapa keluarga para Pahlawan di Kantor Gubernur Jatim Jl Pahlawan 110 Surabaya. Di antaranya hadir keluarga Gubernur Suryo yang merupakan gubernur pertama Jatim. Selain itu, hadir pula Nyai Mafudho anak pertama KH Wahab Hasbullah yang baru mendapatkan gelar kepahlawanan.
Mafudho mengaku bersyukur karena almarhum orangtuanya telah ditetapkan sebagai Pahlawan. Pihaknya pun berharap pemerintah terus memberikan perhatian kepada para pahlawan. Sebab, mereka telah memperjuangkan bangsa Indonesia yang sekarang ini tinggal dinikmati kemerdekaannya.
“Momentum ini sangat berarti, khususnya bagi keluarga untuk terus memompa semangat berjuang yang tinggi untuk bangsa, negara dan agama,” tutur Mafudho.
Sikap dan semangat para pahlawan. Lanjut dia, harus terus diteladani oleh generasi muda. “Bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang berharaga harus diperjuangkan . Mudah-mudahan para pahlawan ini menjadi syuhada’, mendapat tempat terbaik di sisi Allah,” pungkas dia. [tam]

Tags: