Hadir di Pagelaran Wayang Kulit, Nabil Haroen Tumbuhkan Pribadi Berkebudayaan

Caleg DPR RI Dapil Jatim X Lamongan – Gresik Nabil Haroen saat hadir di pagelaran wayang kulit. (alikun hakim/ bhirawa).

Lamongan, bhirawa.
Pagelaran wayang kulit dengan kisah sejarah Mahapatih Gajah Mada telah digelar di Lamongan, tepatnya di Situs Sitinggil Majaerojo, Kec. Modo dengan Lakon wayangnya adalah Kidung Madali.

Sebagai Dalang Ki Ardhi Poerboantono dari Malang yang trending saat ini. Ia juga berstatus sebagai Pengurus Harian Pimpinan Pusat Pagar Nusa.

Bersama penyelenggara Paguyuban Budaya Wilwatikta dan ribuan warga Lamongan dan sekitarnya hadir memeriahkan pagelaran wayang kulit.

Selain itu, Ketua Umum Pagar Nusa juga M. Nabil Haroen hadir bersama Bupati Yuhronur Efendi serta beberapa tokoh masyarakat setempat.

“Wayang kan tradisi leluhur kita, dan sangat bagus untuk menyebar pesan kemaslahatan publik. Bahkan, wayang juga menjadi media Wali Songo dalam berdakwah, jadi harus kita lestarikan,” ujar Gus Nabil Haroen Caleg DPR RI Dapil X Jatim Lamongan – Gresik, Senin (29/1).

Selain itu, Gus Nabil juga menegaskan bahwa wayang juga menumbuhkan karakter yang kuat, serta pribadi yang berkebudayaan. “Dengan pagelaran wayang kulit menjadi media penting untuk menyebarkan pesan-pesan penting bagi warga,” terangnya.

Sementara itu, Dalang Ki Ardhi menceritakan kisah Gajah Mada dimulai ketika masa kecil yang hanya seorang diri menangis keras di gunung Ratu, Ngimbang.

Tempat itu ahirnya dipercaya sebagai tempat lahir dan bertumbuhnya Jaka Mada. Kemudian datanglah Ki Gede Sidowayah untuk menolong. Saat itu didapati ternyata sang bayi tersebut menangis di samping ibunya yang sudah meninggal dunia.

“Ki Gede Sidowayah menolong bayi tersebut dan memakamkan jasad perempuan yang merupakan ibu dari Gajah Mada. Ki Gede Sidowayah juga menemukan kotak yang berisi mahkota dan pakaian ratu sehingga sejak saat itu gunung tersebut di beri nama Ratu,” ujarnya.

Ki Ardhi berkisah, Ki Gede Sidowayah kemudian membawa bayi tersebut ke Modo dan dititipkan ke Mbok Rondo Wora Wari. Juga menyimpan kotak yang berisi mahkota dan pakaian ratu tersebut. Mada kecil dididik oleh Ki Gede Sidowayah sampai pada akhirnya bisa menjadi prajurit Majapahit.

“Saat menjadi prajurit dan mendapatkan posisi menjadi pimpinan prajurit itulah, Ki Gede Sidowayah membuka kisah tentang penemuan bayi di samping jasad ibunya serta menemukan kotak berisikan mahkota tersebut kepada Gajah Mada dan beberapa elite Majapahit,” jelasnya.

Lakon wayang ini terus berlanjut hingga terbongkar siapa Gajah Mada dan sosok yang ada di Gunung Ratu. Ki Ardhi mengakhiri pagelarannya dan menyampaikan episode berlanjut saat bagaimana Gajah Mada mampu membawa kejayaan Majapahit.

Pengurus Paguyuban Budaya Wilwatikta, Rudi Hariyono menuturkan kegiatan ini dihadiri 33 kelompok organisasi seni budaya dan kejawen yang ada di Lamongan. Pagelaran wayang ini, menurut Rudi, adalah kegiatan rutin malam bulan purnama sekaligus kirim doa seribu hari Ketua Lesbumi NU, almarhum Agus Sunyoto. (aha.yit.hel).

Tags: