IAIN Tulungagung Masuk Daftar Kampus Diminati di UM-PTKIN 2020

Rektor IAIN Tulungagung, Prof Dr Maftukhin MAg

Tulungagung, Bhirawa
IAIN Tulungagung termasuk dalam deretan kampus yang diminati dalam pendaftaran Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) tahun 2020. Satu-satunya perguruan tinggi negeri di Kota Tulungagung tersebut menempati peringkat delapan besar.
Demikian diungkapkan Rektor IAIN Tulungagung, Prof Dr Maftukhin MAg, Rabu (15/7).
“Di tingkat nasional, IAIN Tulungagung masuk ranking delapan sebagai kampus yang paling diminati di UM PTKIN 2020,” ujarnya.
Keberhasilan memikat calon mahasiswa dari seluruh Indonesia dan utamanya dari wilayah Jatim ini, menurut Maftukhin akan semakin memacu peningkatan status IAIN Tulungagung menjadi UIN. Apalagi dalam pemeringkatan perolehan pendaftar UM -PTKIN 2020, IAIN Tulungagung berada di atas UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
“Kami IAIN Tulungagung di UM-PTKIN bersaing tidak hanya dengan IAIN lainya tetapi dengan seluruh UIN se-Indonesia. Dan untuk peningkatan status menjadi UIN kami segera akan ketemu dengan MenPAN RB dan Menag. Yang kurang tinggal menunggu SK saja,” paparnya lantas tersenyum.
Profesor Maftukhin menyebut dalam gelombang pertama jalur prestasi, jumlah pendaftar di IAIN Tulungagung mencapai 22 ribu. Sedang yang diterima hanya 2.500 calon mahasiswa saja. “Di UM-PTKIN 2020 tahap pertama yang mendaftar 14 ribuan dan yang diterima 1.500 calon mahasiswa,” terangnya.
Tidak itu saja, Prof Maftukhin membeberkan IAIN Tulungagung juga diminati oleh calon mahasiswa dari luar negeri. Selain dari negara Thailand, juga dari negara Filipina dan Libya.
“Untuk yang dari Filipina ada enam mahasiswa. Sekarang mereka sedang belajar bahasa Indonesia. Sementara yang dari Libya ada 12 mahasiswa untuk belajar di S2 dan S3,” ucapnya.
Selanjutnya Prof Maftukhin menandaskan sampai saat ini semua mahasiswa IAIN Tulungagung masih mengunakan online atau daring dalam pembelajaran. Tidak ada yang tatap muka di kampus.
Rencananya kuliah dengan sistem daring tersebut akan berlangsung sampai akhir tahun 2020. “Kalau pun kemudian nanti Kabupaten Tulungagung masuk dalam zona hijau, sedang di Jatim belum hijau perkuliahan akan tetap menggunakan daring. Karena mahasiswa IAIN Tulungagung berasal dari berbagai daerah,” sambungnya.
Begitupun dengan Rusunawa Mahasiswa IAIN Tulungagung yang kini dijadikan tempat karantina pasien Covid-19. Menurutnya baru akan difungsikan kembali seperti semula pada akhir tahun 2020. [wed]

Tags: