Surabaya, Bhirawa
Kawasan Jalan Raya Kalirungkut, Kecamatan Rungkut terlihat padat di saat jam masuk dan keluar pabrik. Seperti ular raksasa ,puluhan angkutan umum berjajar di sepanjang jalan, sehingga menyebabkan kemacetan lantaran dipakai untuk ngetem.
Selama itu , arus lalulintas dari arah Panjang Jiwo maupun sebaliknya dari arah Rungkut berjalan merambat.
Selain angkot yang ngetem menunggu penumpang, juga lalu alang buruh yang menyebrang jalan menambah keruwetan lalulintas dikawasan tersebut. Tak ada satupun petugas, baik dari kepolisian maupun Satpol PP yang berjaga dan mengatur di daerah tersebut.
Camat Rungkut, Ridwan Mubarun ketika ditemui Bhirawa mengatakan, di wilayah Rungkut memang tidak memiliki terminal sendiri. Maka dari itu, banyak pangkalan-pangkalan angkot yang melanggar dan menyalahi aturan. Penyebab kemacetan buruh pabrik rokok PT Sampoerna yang keluar dari pabrik.
” Puluhan angkot Lyn U jurusan Wonokromo-Rungkut-Penjaringan memang ngetemnya di depan pabrik Sampoerna. Dan itu menyalahi aturan karena sudah terpasang rambu-rambu dilarang parkir,” kata Iwan sapaan akrab Camat Rungkut pada Bhirawa, Kamis (8/1).
Ridwan juga berharap ada petugas dari pihak Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya dan pihak kepolisian setempat agar sopir-sopir angkot bisa tertib dan mematuhi rambu-rambu lalulintas. ” Kalau bisa Dishub dan Polisi disaat pagi masuk pabrikan dan sore harus ada di lokasi, jadi solusinya harus ada petugas yang berjaga,” harapnya.
Dirinya mengakui, bahwa puluhan angkot itu tidak parkir sampai berjam-jam bahkan tidak sampai menginap. Selain itu, kalau pangkalan angkot dipindah, Ridwan menambahkan nantinya buruh pabrik yang kesusahan untuk mencari angkot. ” Meski macetnya tetap merambat atau jalan, asal tidak berjam-jam untuk ngetem, tapi tetap saja angkot menyalahi aturan,” tambahnya. (geh)
Keterangan Foto : meski-sudah-ada-rambu-rambu-lalulintas-dilarang-parkir-Puluhan-angkot-tetap-ngetem-di-sepanjang-Jalan-Kalirungkut-Kamis-81.-[geh/bhirawa]
