Kelompok BBK 3 Universitas Airlangga Kelurahan Bengkelolor, Inovatif, Jernihkan Air dengan Sistem Filter Sederhana

BBK 3 Universitas Airlangga Kelurahan Bengkelolor

Surabaya, Bhirawa.
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Air juga menjadi bagian terpenting dalam kehidupan, tanpa adanya pasokan air yang cukup justru berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari. Kualitas air bersih merupakan fokus utama yang harus diselesaikan, sehingga air yang dikonsumsi masyarakat lebih terjamin kualitasnya.
Seperti halnya dirasakan oleh masyarakat Kelurahan Bengkelolor, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik. Pada Kelurahan Bengkelolor ini, satu-satunya sumber utama air berasal dari tadah hujan yang dibuat oleh masyarakat setempat dengan bantuan dari pemerintah.
Masyarakat Kelurahan Bengkelolor mengandalkan satu-satunya sumber air tersebut dari karunia tuhan, yakni air hujan. Sempat diakhir tahun 2023 beberapa bulan Kelurahan yang terdiri dari 3 dusun yakni Dusun Bengkelolor, Dusun Boro, dan Dusun Batokan tersebut mengalami kekeringan diakibatkan pada daerah tersebut tidak turun hujan.
Kendala lain pada Kelurahan tersebut yakni air yang dihasilkan dari hujan lebih berwarna kuning dan banyak kotoran akibat tempat tadah hujan yang terbuka. Permasalahan tersebut nampaknya harus segera dapat diselesaikan, mengingat air tersebut merupakan kebutuhan utama yang digunakan warga Keluarahan Bengkelolor.
Kondisi masyarakat ini yang kemudian menggugah kelompok program Belajar Bersama Komunitas 3 (BBK 3) Universitas Airlangga yang diterjunkan di Kelurahan Bengkelolor memberikan inovasi untuk memberikan solusi terhadap air kotor tersebut.dengan penerapan filter air sederhana.
Melalui kelompok yang telah dibagi sesuai dengan Kelurahan masing-masing, pada kelompok kelompok Kelurahan Bengkelolor memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan air kotor melalui filter air sederhana yang dibuat dengan pipa paralon.
Filter air sederhana tersebut sudah mampu menyaring kotoran sekaligus warna kekuningan dari air hasil tadah hujan. Selama sementara waktu sistem filter air tersebut hanya dapat digunakan per rumah warga masing-masing, dikarenakan kondisi pipa paralon yang mengaliri ke rumah warga sekaligus daya tampung pada tangki air belum dapat dimungkinkan untuk menyaring secara penuh air kotor tersebut.
Kelompok BBK 3 Kelurahan Bengkelolor Universitas Airlangga menguji coba filter tersebut melalui Masjid pada Dusun Bengkelolor, harapannya dengan memberikan filter tersebut pada masjid dapat dimungkinkan lebih bermanfaat bagi jamaah masjid di Dusun Bengkelolor.
Terdapat 10 orang dalam satu kelompok di Kelurahan Bengkelolor, 3 diantaranya sebagai penanggungjawab terbentuknya filter air tersebut. Akmal, Rifqy dan Tito mencoba beberapa kali pembuatan filter air tersebut hingga benar-benar berjalan secara maksimal. Rifqy mengungkapkan bahwa selama kurang lebih satu minggu, filter air tersebut mampu menyaring kotoran sekaligus menghilangkan kadar kekuningan dari air tadah hujan. Melalui filter air tersebut, kedepannya kelompok BBK 3 Universitas Airlangga Kelurahan Bengkelolor berharap agar filter air tersebut mampu diproduksi secara massal.
Kelompok BBK 3 Universitas Airlangga Kelurahan Bengkelolor juga berharap, dengan menggandeng Karang Taruna sekaligus perangkat desa dapat melakukan pengecekan secara berkala filter air tersebut.
Harapannya juga setelah kelompok BBK 3 Universitas Airlangga Kelurahan Bengkelolor meninggalkan Kelurahan tersebut, kendala-kendala mengenai air kotor sekaligus berwarna kekuningan tidak lagi muncul, sehingga lebih bermanfaat kedepannya bagi seluruh warga Kelurahan Bengkelolor. (gat.hel).

Tags: