Kemenperin Berikan Bimtek Wirausaha Baru IKM Pangan Berbasis Ponpes

Kemenperin menyerahkan bantuan IMK berbasis pesantren di Paiton. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Probolinggo memberikan Bimbingan Teknis (Bimtek) wirausaha baru IKM pangan, berupa roti berbasis Pondok Pesantren (Ponpes) di Ponpes Syubbanul Muslimin di Desa Kalikajar, Kulon Kecamatan, Paiton, Rabu hingga Minggu (24-28/11).
Bimetek diikuti 25 orang santri, alumni dan Pengurus Ponpes Syubbanul Muslimin ini dibuka Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo, Ahmad Hasyim Ashari. Dihadiri Direktur IKM Pangan, Furnitur dan Bahan Bangunan, Riefky Yuswandi, Plt Kepala Disperindag Kabupaten Probolinggo, Mohammad Natsir, serta Pengasuh Pondok Pesantren Syubbanul Muslimin, KH Chafidzul Hakim Noer.
Dalam Bimtek diserahkan fasilitasi mesin/peralatan wirausaha baru IKM pangan berupa roti berbasis Ponppes dari Riefky Yuswandi kepada Plt Kepala Disperindag Kabupaten Probolinggo Mohammad Natsir. Kemudian diserahkan kepada perwakilan santri dalam rangka meningkatkan produktivitas di Ponpes Syubbanul Muslimin.
Riefky mengungkapkan, Ponpes merupakan lembaga pendidikan yang berperan strategis untuk mendukung pertumbuhan industri di Indonesia sebagai Agent of Development dalam mengembangkan Sumber Daya Manusia di daerah, sehingga menjadi bagian yang penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Jumlah Ponpes dan santri yang cukup besar merupakan aset bangsa yang potensial untuk dapat membantu mewujudkan kemandirian bangsa. Hal ini tidak lepas karena pesantren dan santri dikenal dengan kemandirian dan ketekunannya yang selalu ditanamkan semasa menempuh pendidikan di pondok,” ujarnya.
Riefky berharap, para santri, alumni dan Pengurus Ponpes dapat menjadi wirausaha yang mandiri dan pionir bagi santri lainnya untuk maju dan berkembang dalam berwirausaha. Sedangkan fasilitasi mesin/peralatan produksi diberikan dengan harapan alat ini dapat dimanfaatkan sebagai unit bisnis yang baru di pondok pesantren dan tempat pembelajaran para santri untuk berwirausaha.
“Memanfaatkan informasi, pengetahuan dan pengalaman yang didapatkan untuk membangun usaha di bidang masing-masing. Kreatif menggali peluang bisnis, kekuatan dan keunikan usaha serta menghasilkan produk/jasa sesuai dengan permintaan pasar di berbagai segmen. Serta disiplin dalam menerapkan Protokol Kesehatan pencegahan Covid 19 selama bimbingan teknis demi keselamatan bersama,” tegasnya.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo, Ahmad Hasyim Ashari mengatakan, pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam asli Indonesia yang dihasilkan dari alkulturasi budaya, baik itu dari pendidikan Islam Arab dan penduduk pribumi maupun pendidikan Islam ala pesantren dengan pendidikan umum, hasil alkuturasi budayanya tersebut menjadikan pesantren secara umum bercorak salaf dan modern.
“Pesantren harus terus ikut berkembang menjadi centre of moslem revitalisations (pusat revitalisasi Islam). Disini alumni pesantren akan mengabdikan diri sebagai pembaharu dan modernis Islami dan membentuk, serta mewarnai dunia modern khususnya bangsa Indonesia dengan nafas Islam yang dibawabanya dari pesantren,” katanya.
Sehingga akan lahir peradaban Islam modern yang mampu berkembang dan membentuk tata dunia baru Islam sebagai rahmatan lil alamin (Islam sebagai rahmat bagi dunia), dan bukan sebagaimana menjadi sebuah kekuatan yang seringkali diisukan sebagai ancaman bagi dunia modern. [wap]

Tags: