Kendala Pembuangan Sampah Kota Batu Tertangani dengan Dibukanya Lagi TPA Tlekung

Suasana pertamuan pembahasan TPA Tlekung antara Pemkot Batu dengan warga Desa Tlekung di Rupatama Balai Kota Among Tani, Selasa (9/1) malam.(Anas/Bhirawa)

Kota Batu,Bhirawa.
Kesepakatan tercapai antara Pemerintah Kota (Pemkot) Batu dengan warga Desa Tlekung terkait keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada di desa tersebut. Dalam pertemuan yang dilaksanakan di Rupatama Balai Kota Among Tani, mereka sepakat untuk membuka dan mengoperasikan kembali TPA Tlekung, Selasa (9/1) malam.
 
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Desa Tlekung yang bersedia membuka kembali TPA. Keputusan pembukaan kembali ini diambil setelah pemkot memberikan penjelasan mekanisme TPA yang baru.
 
Dalam mekanisme yang baru ini TPA Tlekung bukan menjadi tempat pembuangan akhir sampah, tetapi sebagai tempat pemrosesan akhir sampah. “Terima kasih kepada masyarakat Tlekung, akhirnya permasalahan pembukaan kembali TPA Tlekung dinyatakan tuntas,” ujar Aries, Selasa (9/1) malam.
 
Pertemuan antara Pemkot yang dipimpin Pj Walikota dengan perwakilan warga Desa Tlekung yang dikordinir Kepala Desa (kades) dimulai pukul 20.00 WIB.  berlangsung sekitar 1,5 jam sejak Pukul 20.00 WIB. Dalam pertemuan yang berlangsung 1,5 jam dijelaskan bahwa hadirnya 3 mesin incinerator di TPA Tlekung.
 
Ketiga mesin itu diprioritaskan untuk mengolah sampah yang sudah ada, dan residu sampah yang zero waste. Selain itu incinerator juga digunakan untuk pengolahan sampah khusus warga Tlekung. Dengan demikian, tidak akan ada penambahan volume sampah yang bisa menyebabkan pencemaran air dan juga menimbulkan bau busuk menyengat.
 
“TPA Tlekung dibuka dengan 3 mesin incinerator, bukan untuk pembuangan akhir sampah tetapi untuk memproses sampah residu yang diolah sehingga tidak lagi menimbulkan pencemaran air maupun menimbulkan bau,” jelas Aries.
 
Dalam pertemuan ini juga terungkap bahwa masyarakat sempat salah paham dengan pembukaan kembali TPA Tlekung. Masyarakat khawatir TPA akan menerima sampah dari berbagai desa dan kelurahan seperti sebelumnya. Dan jika itu terjadi dikhawatirkan akan kembali menimbulkan pencemaran air dan udara di Desa Tlekung. Karena itulah pembukaan TPA Tlekung sempat menimbulkan penolakan warga.
 
Setelah warga memperoleh informasi yang benar tentang kondisi TPA Tlekung akhirnya kendala pembuangan sampah di Kota Batu menemukan titik temu. Apalagi selaku penjabat walikota, Aries AP berjanji akan terus mengawal proses tata kelola sampah di Kota Batu.
 
“Saya akan mengawal terus prosesnya, selama TPA Tlekung belum dibuka kami terus berjibaku dengan warga yang membuang sampah, mengecek TPS3R desa dan kelurahan yang belum berfungsi, dan terakhir mendatangkan mesin incinerator,” jelas Aries.
 
PJ wali kota mengajak semua pihak, termasuk warga Desa Tlekung untuk bersama-sama menangani sampah. Jika sampah perkotaan tidak ditangani dengan baik maka akan muncul banyak masalah lagi. Karena Batu adalah sebuah Kota Wisata.  Tidak ada niat dari pemkot untuk merugikan warga Desa Tlekung.
 
“Mari kita bersama-sama melakukan langkah-langkah yang terpadu agar kota ini bersih dan nyaman, dan TPA Tlekung merupakan obyek vital yang harus kita jaga bersama,” ajak Aries.
 
Sementara, Kepala Desa Tlekung, Mardi mengaku senang dengan hasil pertemuan ini. Iapun berharap pemkot bisa konsisten untuk tidak lagi menambah volume sampah di TPA Tlekung.
 
“Saya berharap segera disusun pedoman tata kelola sampah Kota Batu yang nantinya akan disosialisasikan kepada warga agar semua pihak bisa saling memahami dalam pengelolaan sampah,” harap Mardi.(nas.iib)

Tags: