Lima Ribu Santri Nurul Jadid segera Masuk Pesantren

Ponpes Nurul Jadid Paiton siap terima 5 ribu santrinya. [wiwit agus pribadi]

Probolinggo, Bhirawa
Lima ribu lebih santri Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Jadid Paiton dijadwalkan segera kembali ke pesantren. Sinergi antara Ponpes Nurul Jadid dan Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Kabupaten Probolinggo diperkuat dalam hal penyiapan protokol kesehatan. Hal ini diungkapkan KH Abd Hamid Wahid, Kepala Pesantren Nurul Jadid Paiton, Minggu (14/6) kemarin.
Beberapa protokol penting yang harus dipahami dan dipatuhi para santri dan wali santri mulai dari perjalanan, kedatangan dan nantinya selama di pesantren, tertuang pada Surat Edaran (SE) Ponpes Nurul Jadid Nomor NJ-B/0250/A.III/06.2020 yang telah disosialisasikan jauh hari sebelumnya kepada santri dan wali santri.
Salah satunya menyebutkan agar penerapan protokol kesehatan di lingkungan pesantren terlaksana optimal, maka proses transisi itu diprogram secara bertahap, berjenjang yang akan dimulai pada tanggal 10 Juli sampai 17 Agustus 2020 mendatang. Setiap waktu pelaksanaanya jumlah santri yang akan kembali ke pesantren akan berkisar sebanyak 500 sampai dengan 700 santri.
Jadwal para santri untuk kembali ini dikelompokkan dan diatur menurut daerah regional masing-masing, dan tidak diperkenankan untuk menggunakan kendaraan umum. Bagi yang tidak mempunyai kendaraan pribadi akan ada fasilitas kendaraan khusus yang dikoordinir oleh petugas dari masing – masing daerah baik dari Jawa maupun luar Jawa.
Beberapa yang sebelumnya wajib disiapkan para santri diantaranya menyiapkan surat keterangan sehat dari Puskesmas daerah asal, membawa masker minimal 10 pcs, vitamin C dan suplemen tubuh untuk kebutuhan selama satu bulan, serta menyiapkan peralatan makan, minum, mandi, sholat, ibadah dan tidur sendiri.
Tidak cukup itu, tak ingin gegabah dan berupaya semaksimal mungkin untuk meminimalisir dampak resiko dari proses transisi itu, lokasi karantina telah disiapkan untuk menampung santri selama 14 hari. Sebelum itu seluruh santri juga diwajibkan untuk menjalani rapid test massal yang di fasilitasi oleh Ponpes Nurul Jadid dan tim Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo.
“Wali santri dapat menunda putra – putrinya kembali ke pesantren dengan mengirimkan surat pernyataan melalui grup elektronik, dengan pertimbangan kekhawatiran gangguan kesehatan, kendala modal transportasi bagi yang dari kepulauan dan luar negeri, serta daerahnya ditetapkan status Pembatasan Sosial Berskala Besar,” jelas KH Abd Hamid Wahid.
Jika tahap awal ini clear dan selesai, kemudian Ponpes akan berkonsentrasi untuk memfasilitasi para santri yang mengalami kendala itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo, dr Anang Budi Yoelijanto, yang juga selaku Juru Bicara Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Kabupaten Probolinggo, mengapresiasi segala persiapan sarana pendukung dan protokol kesehatan yang telah diupayakan Ponpes Nurul Jadid. Mulai dari yang paling dasar berupa sarana cuci tangan massal, wajib masker, melarang santri untuk kontak fisik dan keluar dari area pesantren.
Anang menyebutkan, adanya tambahan alat penunjang berupa bilik disinfektan pada beberapa titik strategis, adanya penataan physical distancing pada masjid – masjid dan sarana prasarana di lingkungan pesantren, penentuan zona – zona khusus serta wajib kegiatan senam dan berjemur bagi santri juga telah memenuhi apa yang digariskan pada SE Bupati Probolinggo Nomor 451/0284/426.33/2020, Tanggal 5 Juni 2020. [wap]

Tags: