Mendidik Anak dengan Keteladanan

Buku Kebiasaan BurukJudul Buku  : Kebiasaan-kebiasaan Buruk Sehari-hari
Penulis    : Bunda Novi
Penerbit  : FlashBooks, Yogyakarta
Cetakan  : I, 2015
Tebal    : 166 halaman
ISBN    : 978-602-255-780-7
Peresensi  : Imron Mustofa
Mahasiswa PGMI FITK UIN Sunan Kalijaga ;  Aktif di LPM Paradigma

Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya tumbuh menjadi pribadi yang sehat, baik secara fisik maupun mental. Tentu saja, bimbingan orang tua sangat diperlukan, agar anak tak melakukan hal-hal buruk yang menyimpang. Namun, sebelumnya orang tua juga perlu mengetahui faktor penyebab anak melakukan kebiasaan buruk tersebut. Sehingga memudahkan orang tua untuk melakukan tindakan.
Dalam buku yang ditulis Bunda Novi ini, dipaparkan beberapa kebiasaan buruk anak yang berakibat fatal jika tak ditangani dengan baik. Anak memiliki kebiasaan merokok, misalnya. Ini terjadi karena beberapa faktor, di antaranya terbiasa melihat anggota keluarganya, misal ayah, merokok.
Ketika anak melihat anggota keluarganya merokok, maka ia beranggapan bahwa merokok itu baik. Ini yang harus dimengerti orang tua. Terkadang, orang tua, khususnya ayah, melarang anaknya merokok sedangkan dirinya tak henti-hentinya merokok. Tentu saja, anak bisa saja mengelak dengan menjawab, “wong ayah juga merokok, masa saya tidak boleh merokok”.
Maka, sebagai orang tua hendaknya bisa lebih bijak dalam mendidik anak. Ketika melarang anaknya merokok, tentu orang tua juga tidak boleh merokok. Karena pendidikan yang terbaik untuk anak adalah keteladanan. Ketika orang tua memberikan teladan yang baik, anak pun akan menirunya.
Selain memberikan teladan agar anak tidak merokok, orang tua juga harus menjelaskan bahayanya merokok bagi kesehatan. Jangan sampai anak mendapat informasi tentang rokok dari teman atau bahkan perokok aktif. Karena bisa saja informasinya dipelintir. Sehingga informasi yang didapat anak bertolak belakang dari yang seharusnya.
Betapa besar pengaruh orang tua terhadap pendidikan anak. Baik-buruknya anak, tergantung seberapa besar perhatian orang tua padanya. Tergantung seperti apa orang tua memperlakukan anaknya.
Ada banyak orang tua yang dengan alasan kasih sayang, malah menjadikan anaknya manja dan tidak mandiri. Bunda Novi, melalui buku Kebiasaan-kebiasaan Buruk Sehari-hari, memaparkan sedikitnya empat faktor yang menyebabkan anak manja. Pertama, anak bungsu atau anak tunggal. Khusus untuk anak tunggal, orang tua seringkali berpikir bahwa ia adalah anak satu-satunya sehingga harus disayang-sayang.
Kedua, anak tidak dilatih melakukan pekerjaan ringan sesuai usianya. Misalnya ketika bangun tidur, anak tak dibiasakan melipat dan merapikan tempat tidurnya sendiri. Hal semacam ini memang sepele, tapi memiliki pengaruh besar ke depannya.
Ketiga, tidak adanya sikap tegas dari orang tua. Sikap tegas di sini berupa pembatasan kepada anak, yaitu tak semua keinginan dan permintaan anak dipenuhi. Keempat, tidak adanya hukuman. Sifat manja anak muncul akibat tak adanya hukuman ketika ia melakukan kesalahan. Sehingga ia merasa bebas melakukan sesuatu apa pun, tanpa mengetahui apakah itu baik atau buruk baginya dan orang lain (halaman 106-108).
Begitu banyak kebiasaan-kebiasaa buruk anak yang terangkum dalam buku setebal 166 halaman ini. Terlebih dengan semakin canggihnya teknologi, semakin membuat anak tak bisa terkontrol dengan baik.
Di antaranya kecanduan menonton televisi. Tentunya, ini sangat berbahaya bagi masa depan anak. Karena akan membuat anak menjadi pribadi yang pasif dan anti sosial. Jika dibiarkan, maka setelah dewasa, anak tak memiliki kemampuan bersosial yang baik.
Selain itu, anak juga sangat mudah meniru setiap apa yang ditontonnya dalam televisi. Padalah, banyak televisi yang mempertontonkan kekerasan. Akibatnya, anak juga bisa menjadi pelaku kekerasan (halaman 149).
Maka, tugas orang tua di sini adalah mendampingi anak ketika menonton televisi. Pilihkan tayangan yang sesuai dengan usianya. Jam menonton televisi juga perlu dibatasi. Jangan sampai orang tua mendiamkan anaknya seharian menonton televisi. Karena selain tidak baik untuk kesehatan mata, juga sangat menghambat daya kreativitas anak.
Akhirnya, dengan membaca buku ini, pembaca bisa mengetahui berbagai macam kebiasaan buruk anak. Dengan begitu, pembaca, khususnya orang tua bisa menghindarkan anaknya dari kebiasaan-kebiasaan buruk. Selain itu juga bisa mengarahkan kecenderungan anak kepada hal-hal positif. Sehingga, anak bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Selamat membaca

                                                                                               ——————- *** ——————-

Rate this article!
Tags: