Meski Nilainya Terbaik Qoonita Tetap Ikuti Program Sukarelawan

Qoonita Naa’ifah

Qoonita Naa’ifah
Qoonita Naa’ifah merupakan lulusan terbaik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan meraih berbagai prestasi diberbagai bidang. Namun Qoonita tetap saja aktif menjadi relawan.
“Suka menjadi relawan, saya mulai bergabung di organisasi Jejak Pengabdi Indonesia tahun 2019 dan dari sanalah saya mulai mengajar di panti asuhan,” katanya.
Mahasiswa Fakultas Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) ini menjelaskan beberapa hal yang mendorongnya untuk menjadi relawan. Cita – citanya ingin menjadi guru. Namun karena beberapa hal, keinginan itu tidak bisa terkabul. Sehinga menjadikan kegiatan mengajarnya di panti asuhan ini sebagai hiburannya untuk menyalurkan cita – citanya yang tidak kesampaian. Kegiatan ini juga tidak mengganggu perkuliahannya karena dilakukan pada malam hari.
“Saya senang bertemu orang baru dan berkontribusi kepada masyarakat luas. Selain itu, materi saat sekolah di jenjang SMP dan jenjang SMA yang saya pelajari terbuang percuma, lebih baik saya salurkan ke yang lain. Hal ini juga sejalan dengan salah satu peribahasa yang saya sukai yaitu sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi sesamanya,” jelas Qoonita.
Terkait prestasi yang diraih, Qoonita menjelaskan ia mulai aktif menulis essay ketika menginjak semester akhir. Meskipun cukup terlambat untuk mengikuti lomba, namun ia dapat mengejar ketertinggalan dengan baik dan meraih beberapa juara. Diantaranya, juara Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) mahasiswa tingkat nasional di Universitas Bengkulu.
“Di semester akhir itu juga saya aktif di bisnis mentai jamur. Bisnis ini merupakan realisasi dari mata kuliah kewirausahaan di Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Bisnis ini juga mendapat pendanaan dari kampus bersama sembilan kelompok lainnya mengalahkan ratusan kelompok lainnya. Saya bersyukur menimba ilmu di UMM karena potensi dan bakat saya diwadahi dengan baik dan serius. Tak hanya mencari keuntungan, bisnis ini juga saya jadikan sebagai tugas akhir skripsi saya,” ungkap mahasiswa kelahiran tahun 1999 itu.
Qoonita juga menelaskan, dirinya tidak menyangka menjadi lulusan terbaik di wisuda perode ini. Sebab perkuliahannya selama empat tahun ini seperti roller coaster. Maka sangat disyukuri dengan raihan wisudawan terbaik yang tidak terduga ini. ”Ke depannya saya ingin mencoba kegiatan relawan lainnya, terkhusus mengajari anak – anak di daerah terpencil,” tandasnya. [mut.fen]

Tags: