Mudik, Hati-hati di Jalan

Karikatur mudik“Sing ati-ati nok dalan, supoyo biso riayan,” (hendaklah waspada di jalanan, agar bisa merayakan hari raya, Idul Fitri) begitu bunyi nasihat orangtua. Nasihat ini terasa diulang-ulang selama bulan puasa Ramadhan pada saat sanak-keluarga bepergian dengan berkendaraan. Terutama pada H-5 (se-pasar-an) hingga persis pada saat 1 Syawal, hari raya Idul Fitri. Kewaspadaan juga mesti ditingkatkan pada saat berada pusat perbelanjaan, agar tidak kehilangan uang maupun barang.
Lebaran (Idul Fitri 1437 Hijriyah) masih 10 hari lagi. Tetapi acara mudik pulang kampung sudah dijadwalkan oleh setiap rumahtangga. Bepergian dengan misi silaturahim tiap lebaran telah menjadi budaya paling kolosal di Indonesia. Tak terkecuali mendaftar menjadi peserta (penumpang) mudik dan balik gratis yang disediakan pemerintah daerah (pemerintah propinsi serta pemerintah kabupaten dan kota).
Ternyata nasihat itu benar, dan sangat logis. Menjelang lebaran banyak pengemudi terkesan tergesa-gesa, terutama angkutan umum penumpang maupun barang. Tujuannya tak lain ingin cepat sampai di tujuan, lalu berangkat lagi untuk memperoleh banyak uang. Demi merayakan lebaran juga! Namun tergesa-gesa, seringkali menyebabkan kecelakaan. Sering terjadi, dan sudah banyak jiwa melayang.
Syukur selama 6 tahun terakhir Pemprop memberikan bantuan angkutan mudik dan balik secarfa gratis. Bahkan sejak tahun lalu, pelaksanaan mudik dan balik gratis ditambah dengan bantuan angkutan kargo. Yakni, bantuan pengangkutan sepedamotor sampai ke tempat tujuan. Dengan fasilitasi angkutan orang dan kendaraan tersebut masyarakat pemudik bisa menggunakan sepedamotornya untuk keliling bersilaturahim.
Fasilitasi arus mudik (dan balik) gratis oleh pemerintah propinsi, tahun ini disediakan untuk lebih dari 145 ribu penumpang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 113 ribu lebih diangkut kereta-api, sebanyak hampir 25 ribu orang diangkut dengan bus. Sebanyak tiga kapal juga disertakan untuk mengangkut 7.200 penumpang. Jumlah tersebut tidak termasuk penumpang shuttle bus Perak – Bungurasih, yang juga digratiskan sebagai moda penghubung.
Seperti tahun lalu, jembatan timbang akan tutup, dan beralih fungsi (sementara) sebagai rest area. Seluruh bantuan fasilitasi tersebut dapat menghemat biaya mudik dan arus balik. Yang masih patut dijaga adalah faktor keselamatan di jalan raya, menekan angka kecelakaan se-minimal mungkin. Secara umum, Indonesia merupakan negara dengan tingkat kecelakaan paling tinggi di dunia.
Berdasar data kepolisian, 91 persen kecelakaan di Indonesia diakibatkan karena kesalahan manusia. Disusul dengan segi kendaraan tidak laik yang sebesar 5 persen. Kondisi jalanan yang rusak, juga menjadi penyebab (3%) dari total kecelakaan. Saat ini jalan yang rusak diperkirakan sepanjang 370 kilometer. Andai jalan yang memenuhi kriteria laik fungsi jalan, niscaya akan mampu menekan kecelakaan.
Lebih lagi, angka kecelakaan di Jawa Timur masih tergolong sangat tinggi. Pada tahun 2015 lalu, angka kecelakaan masih tercatat 471 kejadian. Tetapi syukur, jumlah korban meninggal dunia menunjukkan tren turun.  Jika dirata-rata, hampir setiap hari ada sepuluh orang korban kecelakaan lalu lintas yang meninggal dunia di Jawa Timur. Yang cukup menyedihkan adalah, 79% yang mengalami kecelakaan adalah usia produktif, antara 17 hingga 50 tahun.
Dari segi lokasi kejadian (TKP), yang paling banyak di jalan kabupaten dan kota (47%). Jalan desa atau lingkungan terdekat sebesar 1%. Ini berarti, kecelakaan terjadi tak jauh dari rumah, masih di dalam daerah setempat. Bukan di luar kota. Sedangkan ditinjau dari jenis kendaraan yang terlibat, 76% melibatkan sepeda motor. Disusul kendaraan mobil penumpang pribadi sebesar 11%, mobil barang (9%), serta 3% bus. Ironisnya, kecelakaan disebabkan faktor yang sama, yakni melebihi kecepatan.

                                                                                                              ———   000   ———

Rate this article!
Mudik, Hati-hati di Jalan,5 / 5 ( 1votes )
Tags: