Neraca Perdagangan Jatim – Norwegia Alami Defisit

13-dubes-norwegiaPemprov, Bhirawa
Memiliki potensi bisnis yang tinggi, pemerintah Norwegia ingin melakukan penjajakan kerjasama ekonomi dengan Pemprov Jatim. Dengan adanya penjajakan ini, kerjasama perdagangan keduanya diharapkan semakin berkembang sebab neraca perdagangan antara Jatim dengan Norwegia selama ini mengalami defisit.
Berdasarkan data dari Pemprov Jatim, pada 2011 lalu ekspor Jatim ke Norwegia hanya mencapai  9,74 juta dollar AS, sedangkan impornya mencapai 47,26 juta dollar AS. Begitu juga pada 2012 ekspornya mencapai 11,59 juta dollar AS, sedangkan impornya mencapai 63,44 juta dollar AS. Sedangkan pada 2013 ekspor sebanyak 10,46 juta dollar AS dan impornya mencapai 28,21 juta dollar AS.
“Bisnis kita dengan Jabar surplus, tapi dengan Jatim defisit. Makanya, kami akan melihat potensi apa yang bisa dipakai kerjasama untuk meningkatkan neraca perdagangan dengan Jatim,” kata Dubes Norwegia untuk Indonesia Stig Engemar Travik usai pertemuan dengan Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf di Ruang Kerja, Senin (12/5).
Menurut Stig Engemar Travik, pertemuan dengan Gus Ipul, sapaan lekat Saifullah Yusuf, sangat penting bagi Pemerintah Norwegia. Ini karena, pemerintahannya sedang giat-giatnya melakukan upaya kerjasama dengan Indonesia, khususnya di bidang ekonomi.
“Selama ini, kerjasama hanya terpaku pada infrastruktur. Belum mengarah ke bidang lain. Untuk itu, kita datang kesini ingin melihat potensi apa yang bisa dikembangkan untuk dilakukan kerjasama. Dengan Jabar sebenarnya ada kesamaan juga,” ungkapnya.
Selama kunjungannya di Jatim, Dubes Norwegia juga akan mengunjungi ITS (Institut Teknologi Sepuluh November), untuk melihat potensi kerjasama tenaga kerja IT yang bisa dilakukan dengan universitas di Norwegia.
Sementara, Gus Ipul mengatakan, kerjasama secara khusus dengan Norwegia selama ini belum ada. Yang dilakukan pengusaha Norwegia di Jatim hanya membeli saham saja. Sebaliknya, Jatim hanya mengekspor barang-barang kulit tapi volumenya tidak terlalu besar. Padahal jika dikembangkan lebih serius, potensi kerjasama keduanya bisa lebih saling menguntungkan.
“Nah, ke depan diharapkan lebih riil lagi dengan memperkuat perdagangan. Tapi, semuanya masih butuh penjajakan. Tapi pada dasarnya semua sangat menguntungkan bagi Jatim maupun bagi Norwegia. Makanya pertemuan ini harus ada tindaklanjutnya,” katanya. [iib]

Tags: