Pasca Bentrok Mahasiswa, Kampus Unikama Kembali Normal

Rektor Unikama Pieter Sehertian (tengah) saat menyampaikan peristiwa bentrokan mahasiswanya, di ruang Humas Unikama, Kec Sukun, Kota Malang.

Kab Malang, Bhirawa
Bentrokan mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama), usai digelar perhitungan suara pemilihan Calon Presiden Mahasiswa (Presma) Unikama, pada Sabtu (11/1), hal ini dipicu dengan hadirnya puluhan mahasiswa dari universitas lain. Sedangkan mahasiswa yang bukan dari Unikama, sengaja di undang oleh salah satu pendukung Calon Presma.   
Rektor Unikama Pieter Sahertian, saat menyampaikan kronologis bentrokan mahasiswanya, Minggu (12/1), kepada wartawan, di ruang Humas Unikama, bahwa bentrokan mahasiswa Unikama, memang dipicu adanya mahasiswa dari luar. Sehingga dengan adanya mahasiswa dari luar tersebut, hal itu membuat bentrok antar mahasiswa saat perhitungan suara Calon Presma. “Dari tiga Calon Presma, nomor 1 yang memperoleh suara terbanyak, namun calon Presma nomor 3 merasa tidak puas dengan perhitungan suara yang diperoleh calon nomor 1,” ungkapnya.
Namun, lanjut dia, setelah kami melakukan mediasi, maka Calon Presma yang kalah suara dengan nomor 1, sudah saling menerima. Sehingga kini sudah tidak ada masalah, dan suasana di kampus Unikama kondusif dan normal kembali seperti biasa. Sedangkan bentrokan terjadi, kemungkinan ada sedikit kekeliruan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kampus Unikama dalam proses penghitungan. Karena dalam perhitungan suara itu, memang ada selisih tiga suara.
Menurut Pieter, dalam pelaksanaan pemilihan Calon Presma tersebut yang  diikuti oleh tiga pasangan kontestan, dimana kontestan nomor 3 dan pendukungnya merasa tidak puas dengan hasil perhitungan suara yang dilakukan KPU Kampus, karena dianggap ada suara yang hilang. Sedangkan hilangnya suara tersebut membuat para kontestan meminta klarifikasi, ketika KPU Kampus menjelaskan posisi surat yang hilang, sehingga beberapa pihak tetap tidak bisa menerima.
“Sebenarnya dalam perhitungan suara Calon Presma itu tidak ada masalah, tapi pemicunya adalah mahasiswa dari universitas lain, yang sengaja diajak oleh tim sukses salah satu kandidat,” ujarnya.
Pieter menegaskan, agar persoalan itu tidak semakin memanas, maka pihaknya   mengundang semua kontestan guna mediasi untuk mencari jalan keluarnya. Sedangkan dirinya pun juga di undang KPU Kampus yang akan melakukan penetapan suara yang sah dan penetapan pemenangnya. Tapi, didalam proses itu ada temuan-temuan meski tidak signifikan. Sehingga hal itu yang membuat pendukung calon nomor 1 dan 3 bentrok. “Namun dalam bentrok mahasiswanya itu, tidak ada yang terluka, dan kini sudah kondusif. “tandas dia. [cyn]

Tags: