Pembangunan Gedung SOTC dan PPJT Mangkrak

Dodo Anondo

Dodo Anondo

Surabaya, Bhirawa
Lama tidak dikerjakan gedung Surabaya Organ Transplant Centre (SOTC) dan Pusat Pelayanan Jantung Terpadu (PPJT) milik Kementrian Kesehatan akhirnya mangkrak. Setelah kurang lebih tujuh tahun dikerjakan, sampai saat ini gedung yang berada di area RSUD dr Soetomo itu tak selesai dikerjakan. Diusulkan Pemprov Jatim untuk mengambil alih pembangunan Gedung SOTC dan PPJT tersebut.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Surabaya (RSUD) dr Soetomo, dr Dodo Anondo MPH mengatakan, sebenarnya baik Pemprov Jatim dan RSUD dr Soetomo sudah berkali-kali meminta Kementrian untuk menyelesaikan pembangunan gedung, tapi selalu diulur.
“Terakhir kami minta Rp40 miliar di tahun 2012, tapi selanjutnya Kemenkes tidak memberi dana lagi,” kata dia.  Akibatnya, kemangkrakan membuat bangunan yang digadang-gadang bakal menjadi pusat transplantasi pertama di Jatim tersebut terhenti.
Dari pantauan di lapangan, beberapa petak pondasi gedung STOC menjadi kolam ikan. Sementara pondasi gedung PPJT sedang dikerjakan. Menurut Dodo, bukanlah Kemenkes yang membiayai pembangunan pondasi PPJT. Sebaliknya, Pemrov-lah yang mengeluarkan dana Rp25 Miliar untuk menyelesaikan PPJT.
“Dari perjanjian awal kita sudah menyepakati jika pembangunan diselesaikan Kemenkes dan peralatan dilakukan oleh Pemprov, tapi Kemenkes belum menyelesaikan pembangunan ini,” kata bapak dua anak ini.
Diungkapkanya, sejak awal tahun 2013 ini, pihak kontraktor memang belum menggarap gedung STOC. Padahal, pada tahun 2009 lalu, pihaknya mengajukan Rp65 Miliar untuk pembangunan Gedung STOC. Namun, dana APBN baru keluar pada bulan Agustus 2011 yakni sebesar Rp 40 Miliar.
Akhirnya pembangunan gedung pun dilakukan pada pertengahan Oktober hingga Desember 2011. “Kita diberi anggaran 40 mililyar, tapi yang kita pakai cuma Rp 33. Sisanya 7 Miliar dikembalikan ke APBN,” jelasnya.
Karena hingga akhir tahun 2011, pembangunan gedung belum selesai dan alasan dana yang diajukan tidak sesuai dengan rencana RSUD dr Soetomo. Alhasil, pada bulan desember 2011 lalu, Dodo kembali mengajukan lagi sebesar Rp 40 Miliar kepada pemerintah pusat.
“Kami rasa dengan dana Rp 40 Miliar sudah bisa menyelesaikan pembangunan gedung yang tinggal 53 persen ini,” ucapnya. Sayang, sampai  saat ini kemenkes tidak lagi mengucurkan anggaran dana untuk dua gedung tersebut.
“Kami sudah bicarakan dengan Pemprov,  kalau memang Kemenkes tidak bisa menyelesaikan, pemprov siap ambil alih,” ungkapnya. Bahkan, Pemprov telah menyediakan anggaran sebesar Rp 50 miliar. “Untuk pembangunan gedung sebesar itu memang kurang, tapi setidaknya bangunan tidak mengkrak seperti itu,” tandasnya.
Sementara, untuk melengkapai peralatan di SOTC, lanjut Dodo, pihaknya akn menggunakan peralatan yang sudah ada di RSUD dr Soetomo. “Kebetulan kita memiliki peralatan transplantasi dan jantung yang masih bagus kok, jadi tidak terlalu ribet masalah peralatan,” pungkasnya.
Perlu diketahui, sebelumnya peresmian Gedung PPJT telah diresmikan Gubernur Jatim, DR Soekarwo,
Tahun 2010 lalu Rencananya pembangunan gedung PPJT ini selesai pada akhir 2011.
“Saya mengharapkan gedung PPJT ini, nantinya bisa menjadi tumpuan dan pelayanan   bagi pelayanan kesehatan jantung yang berkualitas di kawasan Indonesia Timur,” tutur Gubenur Jatim, Dr H Soekarwo
Menurut Pakde Karwo sapaan akrabnya, dengan dibangunnya gedung PPJT ini masyakat Jatim tidak berobat jauh-jauh ke Jakarta atau ke luar negeri, nantinya gedung ini akan jadi pusat pelayanan jantung terbesar di wilayah Indonesia Timur. Menurutnya, total anggaran dari alat dan gedung PPJT yang disediakan secara sharing antara pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebesar Rp. 197 miliar. [dna]

Keterangan Foto : dr Dodo Anondo MPH

Tags: