Pemkab Probolinggo Siapkan Rehab Rumah Keluarga Narapidana Teroris Tegalsiwalan

Sekda Ugas kunjungi rumah warga binaan deradikalisasi perempuan.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Pemkab Probolinggo, Bhirawa.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto melakukan kunjungan ke rumah warga binaan deradikalisasi perempuan Irma Kurniati Binti Burhanuddin di Dusun Plasaan Desa Paras Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo.

Kedatangan Sekda Ugas dan rombongan sekitar pukul 08.20 WIB ini disambut oleh Irma Kurniati Binti Burhanuddin dan mertuanya Ririt Rahayu yang menjadi kepala rumah tangga tempat tinggal Irma.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo akan memperhatikan keberadaan Irma Kurniati. Serta meminta Pemerintah Desa Paras dan Kecamatan Tegalsiwalan aktif dalam mengunjungi dan membina Irma Kurniati.

“Kita akan berusaha membantu kebutuhan dari keluarga Ibu Ririt yang merupakan mertua dari Ibu Irma Kurniati. Saya meminta kepada semua OPD, Kecamatan Tegalsiwalan dan Pemerintah Desa Paras untuk updating semua bantuan pemerintah kepada keluarga Ibu Ririt,” katanya, Senin (8/5).

Dalam kesempatan tersebut Sekda Ugas menyerahkan bantuan berupa uang tunai sebesar Rp 2 juta untuk pembelian HP baru sebagai media usaha online, sembako, kasur, semen 20 sak serta rehap rumah tidak layak huni.

Gerak cepat dilakukan Pemkab Probolinggo begitu mendapat laporan ada keluarga narapidana teroris (napiter) yang tak mampu. Begitu mendapat kabar, pemkab langsung memberikan bantuan.

Bahkan merencanakan merehab rumah keluarga napiter dengan alasan kemanusiaan. Sebelumnya pemkab mendapat kabar mengenai kehidupan keluarga napiter yang ada di Kecamatan Tegalsiwalan. Kondisi keluarga tersebut memperihatinkan karena tinggal di rumah yang tak layak huni.

Sekda Ugas irwanto dan jajarannya langsung mendatangi rumah Rir, 42. Suaminya yakni NR kini ditahan atas dugaan melanggar hukum. Kunjungan yang dikemas silaturahmi itu juga mengajak Dinas Perkim dan Pertanahan, Bagian Kesejahteraan hingga Koramil dan Polsek.
Sekda Ugas Irwanto menerangkan jika silaturahmi yang dilakukan tersebut tujuannya untuk mempererat tali persaudaraan.

Selain itu juga, mendapati kabar jika keluarga kondisinya cukup memperihatinkan. Maka Pemkab Probolinggo hadir untuk memberikan bantuan. Adapun kondisinya rumah yang ditempati keluarga Rir, masih tidur di lantai tanah dengan beralaskan tikar. Bahkan bangunan rumahnya terbuat dari bambu.

“Jadi kami ajukan untuk mendapatkan bantuan bedah rumah. Dalam jangka dekat akan dibenahi. Rumahnya akan diplester dan dibuatkan sekat sekat untuk kamar. Sebab saat ini masih belum ada,” tegas Ugas.

Tak hanya itu, lanjut Ugas, nantinya dari pemkab juga akan melengkapi rumah Rir, seperti membelikan kasur untuk tempat tidurnya. Sebab jika tidur di lantai tanah dengan beralaskan tikar tidak baik untuk kesehatan.

“Kegiatan ini bentuk kepedulian Pemkab Probolinggo kepada keluarga Rir . Karena kondisi yang dialaminya sangat memprihatinkan dan layak untuk diberikan bantuan. Harapannya, dengan silaturahmi sekaligus pemberian bantuan ini bermanfaat bagi keluarganya dan menjadi lebih baik dalam kehidupan sehari-harinya,” tandas Ugas.

5 mantan narapidana kasus terorisme (Napiter) Probolinggo menyatakan kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal itu diungkapkan oleh ketua umum Fajar Ikhwan Sejahtera (FIS) di acara pertemuan di Kota Probolinggo.

“Alhamdulillah berkat hidayah dari Allah, lima orang mantan Napiter Probolinggo sudah kembali ke NKRI,” ujar ketua umum FIS Syahrul Munif.

Dalam pertemuan tersebut dihadiri sekitar 20 orang mantan narapidana terorisme, selain dihadiri oleh ketua umum Syahrul Munif ada juga perwakilan Napiter dari luar kota seperti Jombang, Malang dan Surabaya. Syahrul menambahkan bahwa FIS ini terbentuk merupakan keterlibatan pemerintah dalam menangkal radikalisasi di daerah dengan bekerjasama dengan densus 88.

“Pasca keluar dari lapas atau tahanan kita diberikan pendampingan dan pembinaan kepada para Napiter, serta beberapa orang diberdayakan dengan kemampuannya,” tuturnya.

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar Pembinaan Wawasan Kebangsaan dan Keagamaan kepada Mitra Deradikalisasi di Kota Probolinggo. Kegiatan itu digelar Subdit Bina Masyarakat, Direktorat Deradikalisasi BNPT bekerja sama dengan stakeholder terkait yaitu Densus 88 Antiteror, Kesbangpol Kabupaten Probolinggo, Polres Probolinggo, Kodim Probolinggo, Binda, serta Kementerian Agama (Kemenag).

Sebanyak 16 orang mitra deradikalisasi atau mantan narapidana terorisme (napiter) beserta keluarga mereka yang tinggal di wilayah Kota Probolinggo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Mojokerto. Direktur Deradikalisasi BNPT Brigjen Pol R Akhmad Nurwahid dan Kepala
Kantor Kemeneterian Agama (Kemenag) Kota Probolinggo Samsur menjadi pemateri kegiatan tersebut.

Hadir pula dalam kegiatan itu Kasubdit Bina Masyarakat BNPT Kolonel Pas Sujatmiko. Dalam paparannya, Nurwakhid mengatakan bahwa mitra deradikalisasi ibarat orang yang terpapar virus covid-19. Mereka harus diberikan kepedulian dan empati. Namun, sikap tegas juga perlu dilakukan agar mereka tidak menyebarkan virus radikal terorisme.

“Saat kita memperlakukan rekan-rekan kita yang terpapar paham radikal terorisme, kita ibaratkan seperti memperlakukan orang yang terpapar virus covid-19. Kita harus peduli dan empati kepada mereka, namun kita juga harus tegas agar mereka isoman dan tidak menyebarkan virusnya ke orang lain,” ujar Nurwakhid.

Lebih lanjut Direktur Deradikalisasi BNPT menyampaikan bahwa pemahaman radikal merupakan sebuah bentuk kesombongan yang tidak disadari. Dalam Islam, radikal terorisme ini merupakan sebuah bentuk virus ideologi, yang berawal dari kesombongan. Untuk itu, Nurwakhid berpesan kepada para mitra deradikalisasi untuk meningkatkan semangat berjihad untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), juga memelihara dan memperkuat toleransi di Indonesia.

Selain itu penguatan nilai-nilai Pancasila juga penting dilakukan kepada mitra deradikalisasi. Pasalnya, Pancasila adalah ideologi yang paling ideal bagi Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Dalam sila Pancasila, juga berisi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Baca juga: Tiga Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Dituntut 3 Tahun Penjara Ia menungkapkan selama ini, kelompok radikal terorisme selalu membenturkan Pancasila dengan agama Islam.

Padahal jelas bahwa Pancasila itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam, bahkan Pancasila berisi nillai-nilai ajaran Islam.

“Pancasila tidak bisa dipertentangkan dengan agama Islam, karena Pancasila merupakan nilai-nilai yang diambil dari keislaman itu sendiri,” tukasnya.

“Perbedaan yang ada di sekitar kita, perbedaan suku, bangsa, dan agama merupakan kehendak Allah, kita harus menjaga kesatuan dalam konteks ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah isnaniyah, dan juga ukhuwah Islamiyah.

Namun hal ini harus dipandang dalam sudut pandang yang luas,” lanjut mantan Kabag Banops Densus 88 ini. Sementara Kepala Kantor Kemenag Probolinggo Samsur mengajak para mitra deradikalisai menafsirkan firman Allah secara kaffah.

Menurutnya, ini penting dilakukan agar tidak salah menafsirkan makna ayat-ayat suci. Juga mencontoh kehidupan Nabi Muhammad SAW.

“Dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan keluarganya, jika dipikirkan secara jernih maka tidak ada satupun kekurangan yang kita temukan dalam segala aspek kehidupannya. Lalu apabila kita mencontoh kehidupan Nabi, mengapa kita masih melakukan perilaku-perilaku yang melanggar atau melenceng,” ujarnya.

Samsur juga bercerita tentang founding fathers bangsa saat mendirikan tonggak bangsa Indonesia. Para tokoh bangsa yang didalamnya terdapat para ulama, merumuskan dasar negara yang telah sesuai dengan ajaran Islam.

“Tokoh-tokoh terdahulu kita mendirikan bangsa ini dengan penuh perjuangan dan pengorbanan, dan tiap-tiap nilai yang ada di bangsa ini tidak ada yang bertentangan dengan agama Islam,” tuturnya.

Kegiatan ditutup dengan dialog hangat antara para narasumber dan mitra deradikalisasi. Dalam dialog tersebut terjadi interaksi idologi yang sangat positif untuk meneguhkan komitmen dan kecintaan kepada NKRI tercinta. (wap.hel)

Tags: