Pengusaha Tanggung Biaya Tambahan

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Kasus ditutupnya akses yang menghubungkan antara  Terminal 1 dan Terminal 2 oleh pihak Angkatan Laut di Bandara Juanda, berpengaruh terhadap pelaku usaha kargo yang berada di Juanda. Beberapa pengusaha harus mengeluarkan biaya tambahan dibidang transportasi.
Balrich Logistic yang di wakili oleh Muhammad Fariz selaku wakil area manager di Surabaya mengutarakan, perusahaannya menanggung biaya tambahan karena kendaraan pengangkut harus memutar dari terminal 2 menuju warehouse ( gudang ) yang terletak di dekat terminal satu juanda. Pada hal sebelumnya jalan terdapat jalan tembusan yang cukup singkat.
“Jika barang datang dari terminal 2, saat ini harus memutar. Jadi secara waktu, dan BBM sedikit bertambah. Selain itu, ada beberapa maskapai yang memindahkan loading dock (penurunan barang) di Bandara Abdul Rahman Saleh. Sehingga biaya yang di keluarkan menjadi 2 kali lipat, karena armada tersebut harus dikirim Ke Malang untuk mengambil barang yang di turunkan di Malang,” jelasnya Senin (16/3) kemarin.
Lanjut Fariz, ia mengharapkan kedepannya permasalahan tersebut dapat segera diselesaikan. Karena ditutupnya akses, banyak stan kargo kesulitan mendapatkkan akses penuh dalam mengambil barang dan menyalurkan kepada konsumen.
“Bukan hanya kargo, yang kena imbasnya tetapi seluruh kendaraan, baik kargo, operasional bandara, maupun pembawa bahan bakar pesawat, dilarang melintas di jalan yang menghubungkan Terminal 1 dan Terminal 2 Bandara Juanda,” terangnya.
Hampir seluruh pengiriman dan kedatangan cargo maskapai Garuda dan Air Asia melalui terminal 2 bandara Juanda, dialihkan ke maskapai penerbangan lain yang melakukan aktifitas di terminal 1 bandara Juanda.
“Kita memang ada kerjasama dengan Air Asia, dengan terpaksa kami harus menggantinya dengan Sriwijaya yang mendarat di terminal 1 Juanda. Kalau dari segi harga memang lebih murah Air Asia sedikit, tetapi jika dihitung per kilogram dikalikan sebulan hasilnya lumayan banyak. Sekitar Rp.50 Juta selisihnya,” ujarnya.
Sementara itu menurut, Citra Maharani yang menjabat supervisor kargo di Jalur Nugraha Ekakurir, mengakui sejumlah karyawan bagian pengiriman mengalami keterlambatan kiriman. Jika seharusnya mereka melakukan kiriman mulai dari jam 07.00-18.00 WIB sekarang molor menjadi sampai pukul  21.00 wib.
“ Bagian pengiriman harus bekerja lembur untuk melakukan kiriman ke pelanggan. Sedangkan mulai barang diturunkan tidak bisa cepat, paling dibutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk melakukan penyortiran barang,” jelas wanita berkacamata tersebut. [wil]

Rate this article!
Tags: