Permohonan Hak Cipta Tertinggi, Ubaya Terima Penghargaan Kemenkumham

Rektor Ubaya Benny Lianto terima penghargaan Hak Cipta Tertinggi dari Kemenkumham.

Surabaya, Bhirawa
Universitas Surabaya (Ubaya) mendapat penghargaan dari Menteri Hukum dan HAM, sebagai Perguruan Tinggi (PT) dengan jumlah permohonan pencatatan ciptaan top 10 tertinggi di Indonesia Timur tahun 2022. Penghargaan diserahkan Yasonna H Laoly saat gelaran Roving Seminar Kekayaan Intelektual pada 21 November 2022 kepada Rektor Ubaya, Benny Lianto.
Dalam capaian ini, Ubaya berada di peringkat enam nasional dan menjadi satu – satunya PT swasta di Indonesia yang masuk 10 besar. Penghargaan diberikan berdasarkan kontribusi Ubaya berperan aktif dalam memacu pertumbuhan kreativitas dan inovasi kekayaan intelektual dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.
Dikutip dari laman resmi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI, Yasonna mengajak lembaga pendidikan untuk menggali potensi wilayah, terus berkreasi, berkarya, dan berinovasi untuk memahami pentingnya perlindungan kekayaan intelektual.
“Kemudian menjaga kualitasnya, mengembangkannya dan membuatnya semakin bernilai ekonomi tinggi sehingga dapat menjadi pemacu transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” tambah Yasonna.
Rektor Ubaya, Benny Lianto mengatakan, pencapaian ini meneguhkan komitmen Ubaya sebagai kampus yang terus mendorong tumbuhnya iklim inovasi di dalam kampus. Pihaknya memberikan apresiasi dan bangga atas upaya dan produktivitas Ubaya dalam menghasilkan karya – karya inovasi untuk pengembangan dan hilirisasi ilmu pengetahuan yang berdampak bagi masyarakat,” ujarnya.
Melalui pencapaian ini, Benny berharap, akan lebih banyak lagi civitas akademika Ubaya yang mencatatkan ciptaannya. Karya dosen dan mahasiswa ini diharapkan dapat menjadi bagian penting dalam mendorong kemajuan bangsa di masa depan.
Manajer Legal dan Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI), Direktorat Manajemen Inovasi Ubaya, Irta Windra Syahrial menambahkan, Ubaya selalu konsisten menggali karya inovasi dosen dan mahasiswa untuk didaftarkan hak ciptanya. Hal ini dibuktikan dengan adanya 2.960 permohonan hak cipta yang sudah didaftarkan dari tahun 2020 – 2022.
“Untuk tahun 2022 sendiri sudah ada 990. Jumlah ini menunjukkan kalau civitas akademika Ubaya semangat menghasilkan banyak karya intelektual,” ungkapnya.
Karya yang paling banyak didaftarkan adalah karya tulis berupa buku dan modul. Selain itu, ada juga video, literatur, poster dan inovasi matching fund.
Irta mengungkapkan, karya cipta tidak berhenti pada proses pengajuan permohonan dan mendapat sertifikat saja. Menurutnya, perlu ada komersialisasi agar pencipta karya mendapat manfaat ekonomi.
“Ubaya saat ini sudah mulai mengomersialkan karya – karya. Kami mencari industri untuk memperbanyak dan memproduksi karya itu, sehingga inventor bisa dapat royalti,” jelasnya. [ina.fen]

Tags: