Pertamina RU IV Cilacap Ekspor 400 Mega Barel Avtur ke Manca Negara

Rustam Aji (Kiri) saat memberikan cinderamata.

Surabaya, Bhirawa
Sebagai perusahaan penghasil minyak bumi dengan kilang terbesar di Indonesia dengan produk sebesar 348.000 BSD.
PT.Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap, berencana akan mempelopori ekspor salah satu produk unggulan dan terbarunya yakni Avtur ke luar negeri.
Penegasan tersebut disampaikan Laode Syarifudin Mursali, Unit Manager Communication, Relations & CSR RU IV Cilacap pada sejumlah wartawan yang biasa mangkal dan ngepos di Pertamina MOR V Balinus Surabaya saat melakukan Media Visit ke Pertamina RU IV Cilacap mulai 14 – 26 Juli 2019.
Rencana ekspot Avtur sebanyak 400 MB tersebut kemana saja ke luar negeri masih belum diputuskan karena menurut aturannya harus lewat lelang,” Nanti siapa pemenangnya lhj negara inilah kemudian yang nenjadi partner kita,” ungkapnya disela sela acara.
RU IV Cilacap akan menjadi sejarah tersendiri karena baru petamakali inilah Indonesia ekspor Avtur, yang sebelumnya selalu impor, untuk itu akan dilakukan secara bertahap jadi tidak bisa langsung banyak, yang jelas ekspor itu akan dilakukan setelah kebutuhan dalam negeri tercukupi.
Kilang RU IV Cilacap sendiri ada kenaikan yang cukup signifikan untuk Avtur ini yakni dari 1200 MB menjadika dioalh 1700 MB perbulan. Dengan proses yang tidak terlalu sulit karena pada dasarnya melanjutkan minyak tanah yang kini sudah tidak dipakai lagi karena masyarakat banyak berpindah ke penggunaan gas maka diolahlah menjadi Avtur.
Sebagai kilang terbesar di Indonesia tentunya RU IV Cilacap mempunyai produk unggulan yang menarik diantaranya adalah,
Kilang BBM (Fuel Oil Complex) dengan tujuan menghasilkan produk bahan bakar baik minyak maupun gas dengan unit utama Crude Distilling Unit, Naphtha Hydrotreating Unit, Naphta Reforming Unit, Kerosene Hydrotreating Unit, Gasoil Hydrotreating Unit, dan LPG Recovery Unit.
Kilang Pelumas (Lube Oil Complex) dengan tujuan menghasilkan produk pelumas dasar sebagai bahan utama industri pelumas dengan unit utama High Vacuum Unit, Propane Deaspalted Unit, Furl‘ural Extraction Unit, MEK Dewaxing Unit, dan Lube Oil Hydrotreating Unit.
Kilang Aromatik (Aromatic Complex) dengan tujuan menghasilkan produk yang memiliki added value tinggi seperti Paraxylene dan Benzene dengan unit utama Naphtha Hydrotreating Unit, Naphta Reforming Unit. Sulfolane Extraction Unit, Transalkylation Unit, Xylene Fractionation, Paraxylene Extraction Unit, dan Xylene lsomerization Unit.
Kilang Pengolah Limbah Sulfur (Sulfur Recovery Complex) dengan tujuan mengolah gas H28 yang dihasilkan sebagai by product proses produksi yang berpotensi menoemari lingkungan untuk dikonversi menjadi senyawa sulfur yang dapat dijual sebagai bahan baku industri turunannya dengan unit utama Amine Treating Unit, Sulfur Recovery Unit, dan Tail Gas Unit.
Kilang Recid Fluid Catalityc Cracking (RFCC) yang mengkonversi low value product menjadi high value product dengan tujuan meningkatkan produksi gasoline, lpg dan propylene. Selain itu dengan adanya kilang ini maka import HOMC dapat dikurangi dan dapat meningkatkan margin kilang.
Produk utama yang dihasilkan kilang Cilacap berupa : 1) produk BBM (Gasoline, Naphtha, Kerosine, Avtur, Solar, LSWR, Minyak Bakar (IFO). 2) produk Liquid Gas (LPG dan Propylene). 3) Produk Pelunas Dasar dan Turunannya (Base Oil, Parafinic Oil, Solvent Minerex, Asphalt, Slack Wax. 4) Produk Aromatik (Paraxylene, Benzene, Toluene, Heavy Aromate). Serta 5) Liquid Sulfur. RT.
Sementara itu, Rustam Aji Unit manager Comunication and CSR MOR V yang ikut serta dalam rombongan saat ditemui secara terpisah menambahkan, bahwa acara bersama wartawan tersebut adalah untuk menambah wawasan apa itu kilang minyak dan apa saja yang dihasilkannya, ini perlu diketahui oleh para jurnalis dan masyarakat luas,” Jangan sampai produk anak negeri dikira dari luar negeri ,”Tegasnya.(ma)

Tags: