PPUPIK Tepung Labu Kuning Ubhara, Siap Marakkan Pasar di Indonesia

Kunjungan Rektor Universitas Bhayangkara Surabaya ke kontainer PPUPIK Tepung Labu Kuning.

Surabaya, Bhirawa.
Buah labu kuning pada umumnya merupakan jenis tanaman sayuran yang dapat dimanfaatkan menjadi berbagai jenis makanan. Siapa sangka buah yang sering digunakan menjadi bahan kolak saat Ramadan ini ternyata dapat diproses menjadi sebuah tepung labu kuning yang sangat bergizi.

Inovasi ini diciptakan oleh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bhayangkara Surabaya, Dr. Haryono, SE., M.Si dan Endang Siswati, DBA bersama tim terdiri dari Indah Epriliati, Ph.D, (UKWM Surabaya), Mochammad Muchid, ST., MM (UWP Surabaya).

Melalui teknologi ini Haryono dan tim mampu memperpanjang usia labu dengan membuat tepung labu kuning, sehingga dapat memberikan manfaat akhir ke petani. “Saya prihatin dengan nasib para petani yang saat panen buah labu harganya jatuh karena saat bulan ramadhan saja buah ini dicari, kemana surplus produksinya? Sehingga kebanyakan buah labu digunakan untuk pakan sapi,” terang Haryono.

Dari inovasi ini, Haryono dan tim Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK) telah menjalin mitra Bersama dengan para petani yang memiliki lahan hutan seperti Banyuwangi, Bojonegoro, Ngawi, Nganjuk, dan lain-lain.

“Dengan Sentra PPUPIK Universitas Bhayangkara Surabaya juga melakukan hilirisasi tepung labu kuning bekerja sama dengan beberapa Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa) di Jawa Timur,” ujar pria kelahiran Surabaya, 28 Juli 1966.

Melihat peluang potensial ini, Haryono ingin mensosialisasikan peluang tersebut kepada pimpinan Bumdesa. Salah satu Bumdesa Dadi Mulyo Desa Jeblogan, Paron-Ngawi adalah salah satu mitra PPUPIK Tepung Labu Kuning Universitas Bhayangkara Surabaya saat ini telah membantu proses penepungan dan siap mensuplai kebutuhan.

Ketua Bumdesa, Supriyanto menyampaikan ketika menjalin Nota Kesepahaman dan Kerjasama Operasional Bulan September 2021 yang lalu. “Kami sebagai Ketua Bumdesa Dadi Mulyo desa Jeblogan, Ngawi siap mendukung hilirisasi dan mensuplai tepung labu kuning sesuai kebutuhan PPUPIK Tepung Labu Kuning Universitas Bhayangkara Surabaya,” jelasnya.

Saat ini, persediaan tepung labu kuning di kampus Universitas Bhayangkara Surabaya sebanyak 2,2 ton dan sempat ditinjau langsung oleh Rektor Universitas Bhayangkara Surabaya. Bahkan tepung labu kuning hasil produksi PPUPIK Tepung Labu Kuning sudah mendapatkan sertifikat dari PT Sucofindo berkaitan kandungan nutrisi tepung labu kuning, namun belum bisa diserap pasar karena masih mengurus ijin edar PIRT.

Sejalan dengan menunggu proses ijin edar, tim PPUPIK Tepung Labu Kuning terus melakukan sosialisasi dan praktek aneka makanan dari tepung labu kuning kepada ibu ibu PKK disekitar tempat tinggal anggota tim PPUPIK, mahasiswa Ubhara untuk membuat diantaranya kue lumpur, kue talam, cake broines, aneka bubur, donut dan lain lainnya.[riq]

Tags: