Sampaikan Pesan Valentine Day’s Lewat Desain Konstum Valday

Dominasi warna merah dan hitam jadi pesan lain Valentine Days dalam Kostum Valday yang dibuat empat mahasiswa FPD UC.

Surabaya, Bhirawa
Menyambut valentine day’s, empat mahasiswa semester 6 Program Studi Fashion Product Desain and Business (FPD) Universitas Ciputra (UC) berkreasi dengan membuat karya fashion busana. Dalam karyanya mereka ingin menyampaikan pesan sisi lain dari hari Valentine. Itu terlihat dalam dominasi warna merah dan hitam dalam karyanya. Padahal, valentine selalu identik dengan warna pink.
Karya-karya tersebut dibuat oleh Gwyneth Patricia, Devine Adriella, Michella Jovita, Angeline Lesmana.
Kepala Program Studi FPD UC Marini Yunita Tansil, B.Com.Des., M.Fashion memaparkan keunikan larya busana ini karena mahasiswanya ingin menyampaikan pesan khusus bagi rekan-rekan sebayanya.
“Valentine Day dikenal sebagai hari kasih sayang, sehingga yang terbayang pasti semua yang indah. Namun ternyata banyak kemungkinan terjadi selain itu,” terang Marini.
Namun, tambah dia ada kalanya indah yang dibayangkan tidak terjadi sehingga muncul sedih dan kecewa. “Nah desain ini ingin mendorong untuk survive dari kekecewaan yang terjadi,” imbuhnya.
Marini juga berharap melalui karya mahasiswa ini bisa memberikan dampak positif bagi remaja khususnya dan masyarakat pada umumnya. Karya yang dibuat selama 4 bulan ini dipamerkan di ruang display UC Tower Universitas Ciputra.
Sementara itu, mewakili teman-temannya,Devine menjelaskan dalam pembuatannya busana ini, bahan yang digunakan mayoritas menggunakan kain satin, sifon dan tile, dilengkapi dengan detail ornamen seperti embroiderry, tassle dan beading serta teknik distress, membuat desain menonjolkan sisi elegan dan glamour.
Devine dan tim mengakui dalam pengerjaanya, mereka menemui kesulitan seperti saat menambahkan ornament-ormanen yang dikerjakan secara manual. Setidaknya mereka butuh 4 bulan untuk menyelesaikan projek desain tersebut.
Sementara konsep desain, kata Devine terinspirasi dari kisah percintaan seseorang yang tidak selalu berjalan mulus seperti yang diharapkan.
“Dalam suatu hubungan, ada kalanya seseorang merasa sangat sedih karena harus menghadapi banyak permasalahan yang berujung pada berakhirnya kisah percintaan yang sudah dirajut sekian lama,” terang Devine.
Meski menyakitkan, tambah dia, perlu diketahui bahwa hal tersebut bukanlah akhir dari segalanya. Akan tetapi hanya awal dari kebahagiaan yang tertunda. “Jadi tidak boleh putus asa,” imbuhnya.
Dalam karya ini, keempat mahasiswa mengusung tema ADAPT yang berasal dari kata adaptation, artinya setiap manusia harus bisa beradaptasi untuk meraih kebahagiaan.
“Meski harus tidak sejalan dengan kemauan maupun ekspektasi kita. Emosi cemas dan takut sangatlah wajar dalam proses meraih sebuah kebahagiaan, namun disana-lah esensi dari sebuah kasih,” terang Devine.
Lebih lanjut, pihaknya juga sangat prihatin dengan banyaknya berita remaja yang putus asa karena putus cinta, bahkan tidak sedikit yang melakukan Tindakan yang konyol seperti menyakiti diri sendiri dan bunuh diri.
“Harapan saya, remaja dan anak-anak muda mampu beradaptasi dengan kondisi yang buruk sekalipun, survive, bahkan mampu menyikapi dengan baik,” terang Devine. [ina.why]

Tags: