Sebanyak 155 Sekolah di Kab Probolinggo tanpa Kepala Definitif

Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo, Dr Fathur Rozi MFilI menandatangani pencanangan pembangunan zona integritas di lingkungan Dispendik Kabupaten Probolinggo Menuju Bebas Korupsi. [wiwit agus pribadi]

Dispendik Kab Probolinggo Tingkatkan Mutu Pendidikan
Probolinggo, Bhirawa
Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo terus berupaya memaksimalkan layanan pendidikannya. Diantaranya terus menggali ide – ide kreatif dan inovasi untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Probolinggo.
Diantaranya, terus mendorong para tenaga kependidikan berinovasi. Hasilnya, lahirlah buku Balebung. Buku ini ditulis Kepala SDN Kalisalam 1, Kecamatan Dringu, Khusnul Khotimah bersama Pengawas SD Kecamatan Dringu Siti Husnul Chotimah.
Buku ini dilahirkan untuk membantu siswa belajar dari rumah dengan bimbingan guru secara jarak jauh. Balebung merupakan akronim dari Baku Lepas dan Baku Sambung. Inovasi ini merupakan sarana jitu menanamkan konsep awal menulis huruf baku dan memperbaiki tulisan tidak baku. Inovasi ini berhasil menjadi juara I dalam Lomba Inovasi Daerah gelaran Bappeda Kabupaten Probolinggo pada 2021. Yakni, dalam Kategori Bidang Pendidikan dan TIK.
Di bidang literasi, Dispendik Kabupaten Probolinggo membuat terobosan dengan menggelar penulisan buku cerita rakyat daerah kepada guru. Tujuannya, meningkatkan profesi guru dalam hal penulisan dan karya ilmiah bagi guru, serta memfasilitasi minat, bakat, dan hobi guru yang suka menulis.
Dengan terobosan ini, diharapkan guru bisa mengekspresikan karyanya dalam bentuk buku. Selain mengembangkan nilai budaya dan karakteristik yang ada di Kabupaten Probolinggo, untuk dikenal lebih jauh oleh masyarakat luas.
Sebagai tindak lanjut upaya penyediaan dan pendistribusian buku cerita rakyat daerah penunjang literasi, Dispendik mengajak 108 guru se-Kabupaten Probolinggo mengikuti kegiatan pengembangan perpustakaan untuk budaya literasi bagi warga sekolah. Hal ini diungkapkan Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo Fathur Rozi, Minggu (12/12)
Menurut Kasi Kurikulum dan Penilaian Sekolah Dasar, Like Lidyawati, budaya literasi perlu terus dikembangkan. Berawal dari gurunya yang harus dilatih bagaimana menyusun program kegiatan terkait bagaimana warga sekolah menjadi warga yang literat.
“Membentuk budaya literasi di lingkungan sekolah, semua unsur di sekolah harus dilibatkan untuk gemar membaca. Ini akan meningkatkan pengelolaan pengetahuan di lingkungan sekolah. Melalui sekolah ramah anak yang menyenangkan, serta menjadi wadah untuk menumbuhkan strategi membaca, sehingga keberlanjutan pembelajaran bisa selalu dihadirkan,” jelasnya.
Inovasi tak hanya menyasar guru dan murid. Dispendik juga membuat inovasi bagi pengawas melalui aplikasi Sistem Kendali Kinerja Pengawas Sekolah (Sikerjaawas). Aplikasi ini memuat informasi penting berkaitan dengan kinerja pengawas sekolah.
Sementara itu, Kabid Pembinaan Ketenagaan Dispendik Kabupaten Probolinggo, Yunita Nur Laili mengatakan, aplikasi Sikerjaawas berfungsi untuk mempermudah dan mempercepat kinerja Dispendik. Dalam hal ini, dapat mengontrol langsung kinerja pengawas sekolah dalam bertugas.
“Harapannya, pengawas yang memiliki kinerja bagus bisa menularkan kepada kepala sekolah dan guru di wilayahnya, sehingga output-nya meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Probolinggo,” katanya.
Dispendik tetap menyelenggarakan Kompetisi Olahraga Siswa Nasional (KOSN) tingkat SD dengan seleksi secara Daring. Juga menggelar Kompetisi Sains Nasional (KSN) tingkat SMP dan kegiatan pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Serta, membangun area bermain di TK Pembina Kraksaan 1, lengkap dengan sarana prasarananya. Dan melakukan pengelolaan lingkungan belajar Layanan PAUD Berkualitas (LPB), hingga peta mutu PAUD sebagai upaya meningkatkan kualitas PAUD dan Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) untuk memutus mata rantai buta huruf.
Tahun ini, Dispendik mendampingi Tim Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Timur, melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) ke sejumlah lembaga pendidikan di Kabupaten Probolinggo. Program ini sebagai penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang pendidikan dasar hingga menengah. Serta, uji coba pemetaan mutu pendidikan melalui penyelenggaraan ANBK dengan sistem daring, ungkap Fathur Rosi.
Jumlah sekolah di Kabupaten Probolinggo yang tak memiliki kepala sekolah definitif terus bertambah. Sejauh ini terdapat 155 sekolah. Mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), lanjutnya. Kekurangan kepala sekolah definitif ini terjadi karena jumlah kepala sekolah telah pensiun dan meninggal dunia. Agar sistem pendidikan dan belajar mengajar di sekolah tetap lancar, kini banyak kepala sekolah yang merangkap sekolah. Bulan Mei lalu, terdapat 119 sekolah tanpa kepala sekolah definitif. Rabu (1/12), jumlah bertambah menjadi 155 sekolah. Di antaranya, 137 SD dan 18 SMP.
Dinas Pendidikan berupaya mengisi kekosongan jabatan kepala sekolah. Ada sekitar 58 calon kepala sekolah yang lolos seleksi, untuk melaksanakan pendidikan dan pelatihan (diklat). Namun, urung dilaksanakan. Karena, anggarannya dialihkan untuk penanganan Covid-19.
Penganggaran Pelaksanaan Diklat kembali dilakukan. Tetapi, ketika anggarannya tersedia, kasus positif Covid 19 meningkat. Juga ada kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang membatasi segala bentuk kegiatan. Sehingga Diklat kembali ditunda sampai situasi membaik. Bulan November lalu ada 40 orang kepala sekolah sudah menjalani Diklat. Akhir Desember, akan ada Diklat lagi 18 calon kepala sekolah di berbagai jenjang. [wap]

Tags: