Tak Hanya Paralayang, Olah Raga Dirgantara Lain Bisa Digelar di Kota Batu

Kawasan landing atau pendaratan paralayang yang representatif di Kota Batu tidak menutup kemungkinan menjadi tempat pengembangan olah raga dirgantara lainnya. [anas bahtiar]

Kota Batu, Bhirawa
Pemindahan area landing atau tempat pendaratan olah raga paralayang ke tempat yang lebih aman dan lebih luas di Dusun Songgomaruto, Desa Songgokerto Kota Batu, akan berdampak pada perkembangan olah raga dirgantara lainnya.
Jika pemindahan ini terealisasi maka gantole, paramotor, dan aeromodeling juga bisa digelar di Kota Batu. Karena kawasan landing yang lebih safety atau aman bukan tidak mungkin juga menjadi area pendaratan olah raga dirgantara ini.
Pelatih Puslatda Paralayang Provinsi Jatim untuk PON XX Papua 2021, Sugeng Santoso mengatakan, pihaknya telah memindahkan lokasi landing paralayang yang dipergunakan Tim Paralayang Jatim berlatih.
“Kami pinjam tanah milik Ponpes Al Izzah untuk sementara dalam rangka persiapan PON 2021 yang akan dilaksanakan Bulan Oktober 2021. Kenapa dipindahkan karena tempat yang lama kurang ideal untuk latihan terkait safety,” ujar Sugeng Santoso saat dikonfirmasi, Senin (6/9).
Sugeng menjelaskan, saat itu Puslatda Paralayang Provinsi Jawa Timur (Jatim) terpaksa memindahkan lokasi landing paralayang 100 meter lebih ke Barat dari lokasi awal Landing Songgo Maruto, Songgokerto, Kota Batu. Hal ini terpaksa dilakukan demi keamanan para atlet itu sendiri.
Menurutnya, lokasi landing paralayang yang lama terlalu mepet dengan rumpun bambu dan jurang. Jika terjadi angin selatan atau angin timur akan mengakibatkan terjadinya turbolensi yang bisa mengancam keselamatan atlet paralayang.
“Ketika terjadi over shoot atau kebablasan, jika di area landing lama atlet bisa masuk jurang atau menabrak pohon bahkan rumah warga. Namun kalau landingnya di lokasi yang baru jika terjadi over shoot maka atlet bisa mendarat di lapangan sampingnya dengan aman,” jelas Sugeng.
Area landing baru merupakan tanah yang dipinjam dari Ponpes Al Izzah. Kawasan ini dinilai sangat representatif untuk olah raga paralayang maupun olah raga dirgantara lainnya. Hal ini berbeda jauh dengan lapangan landing lama yang bergelombang dan bisa mengakibatkan atlet patah tulang kaki.
Komunitas Paralayang Jatim juga mendukung wacana pemindahan ini. Mereka menilai program ini adalah program bagus. Jika areal landing paralayang diperluas, ia yakin prestasi dirgantara anak-anak Kota Batu pada khususnya dan Jawa Timur pada umumnya akan semakin meningkat. Karena mereka bisa berlatih dengan aman.
“Kalau bisa diperluas maka gantole, paramotor, dan aero modeling bisa digelar disini. Tempat ini bisa menjadi tempat pemusatan olahraga Dirgantara di Jawa Timur dan bisa menjadi ikon wisata baru di Kota Batu,” tandas Sugeng. [nas]

Tags: